Minggu, 20 November 2011

Kelulusanku



Kelulusanku
Aku sengaja bangun lebih pagi dari biasanya. Hari ini adalah hari pengumuman kelulusanku, setelah 3 tahun aku sekolah di SMA, hari ini aku akan menerima hasil dari perjuanganku selama ini. Aku bangkit untuk mandi dan melaksanakan kewajibanku untuk menyembah Tuhanku. Dalam Sholatku aku meminta agar hasil yang akan ku terima hari ini sebanding dengan perjuanganku selama ini. Selesai sholat aku kedapur untuk membuat segelas susu dan setangkup roti bakar dengan selai coklat dan keju slice di tengahnya. Aku membawa sarapan pagiku ke meja teras untuk ku nikmati sambil menunggu pak pos datang.  Jam tangan yang melingkar di tangan kiriku menunjukan waktu 06.00. Handphoneku berdering menandakan ada sms yang masuk. Sms dari teman sekelasku, reza namanya.
                “Alhamdulillah gue lulus,makasih temen2 buat doanya”
Aku tersenyum membaca sms dari reza, aku mengucap syukur dan membalas sms dari reza, teman sekelasku tersebut. Setelah selesai membalas sms dari reza, aku melanjutkan aktivitasku menikmati sarapan pagi sambil membaca Koran. Aku berusaha berkonsentrasi membaca Koran di tanganku. Tapi entah mengapa pikiranku tetap tak bisa berpusat pada headline. Aku penasaran sekali dengan hasil ujian ku. Terlebih sejak sms reza tadi teman2 satu sekolahku mengirim sms mengabarkan surat mereka telah sampai dan mereka lulus ujian nasional. Beberapa jam menunggu,  Aku mulai gellisah menunggu pak pos yang tak kunjung datang sementara waktu sudah menunjukkan jam 11.30. Hampir semua teman2ku sudah mendapatkan suratnya. Aku mulai lelah menunggu, saat aku ingin beranjak mesuk ke kamarku, bundaku menghampiriku. “mau kemana han? Emang pak posnya udah dating?” kata bundaku sambil mengelus kepalaku. “belom bun, hany cape nunggu di sini, temen2 hany udah pada dapet suratnya. Ko punya hany ngga dateng2 yah bun?” kataku sambl merebahkan kepalaku di pelukan bundaku. Aku memang manja, karena aku tidak memiliki adik ataupun kakak. Ya,aku adalah anak tunggal di keluarga kecilku. “sabar dong han. Nanti juga datang ko, mending sekarang hany sholat dzuhur trus makan siang, bunda ngga mau loh magh hany sampe kumat.” Awalnya aku ragu antara tetap menunggu atau manuruti permintaan bunda, tapi aku putuskan untuk menurut apa kata bunda saja. Aku masuk ke kamarku dan mengambil air wudhu untuk mengadu pada Tuhanku. Aku tak menghiraukan sms yang sedari tadi memenuhi inbox handphoneku. Saat aku menyelesaikan sholatku, bundaku menghampiriku dan menyerahkan selembar amplop berwarna putih kepadaku. Aku menatap bunda heran tanpa menyentuh amplop tersebut. “ambil han, dari tadi kamu nunggu ini kan?” kata bundaku sambil tersenyum lembut ke arahku. Aku memperhatikan amplop putih yang di pegang bundaku. Terdapat kop di bagian atas amplop tersebut. Aku mengambil amplop tersebut dan membaca tulisan di atasnya. Tanganku seketika dingin saat aku mengetahui amplop tersebut adalah amplop kelulusanku yang di atasnya tertulis namaku. Jantungku berdegup kencang, tanganku dingin dan berkeringat. Aku gugup saat membuka lem perekat amplop kelulusanku. Tiba2 bunda mencegahku dan berkata “baca bismillah dulu han.” Aku hanya mengangguk menanggapi ucapan bunda. Aku menarik nafas dan membaca “Bismillah” pelan2 aku membuka amplop kelulusanku. Aku membacanya dengan hati2, aku tak ingin ada satu katapun yang terlewatkan. Terdapat tulisan dengan font besar type Times New Roman dicetak tebal berwarna hitam. Aku membaca lagi kata tersebut untuk meyakinkan diri.
LULUS
Aku langsung bersyujud mengucap syukur pada Tuhanku. Memeluk dan mencium pipi bundaku. Aku sungguh terharu mengetahui perjuanganku selama ini tidak sia2. Bundaku tertawa kecil melihatku, aku heran dan bertanya “ko ketawa sih bun? Kenapa emangnya?” kataku sambil melipat mukena yang kugunakan. “lucu aja liat kamu galau dari tadi pagi, surat kamu udah sampe tadi jam setengah 6 pagi, pas kamu lagi mandi. Kamu asyik banget sih mandinya, sampe ngga denger pas bunda bilang surat kamu ada di meja tv.” Aku bengong mendengar perkataan bundaku, ternyata suratku sudah sampai sejak tadi pagi, aku merasa bodoh sekali menunggu di teras rumahku sementara surat yang ku tunggu2 sudah ada dirumahku sejak tadi pagi. Astaga (-___-“)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar