Minggu, 20 November 2011

Aku, Seorang Mahasiswi



Aku, Seorang Mahasiswi
Aku terbangun mendengar suara hujan. Sudah pagi ternyata, hari ini adalah hari pertama aku memasuki dunia perkuliahan. Yaa,aku bukan lagi murid SMA yang menuntut ilmu dengan seragam putih abu-abu. Aku seorang mahasiswi ekonomi manajemen di sebuah universitas yang cukup ternama. Memang sangat berbeda dengan jurusanku waktu masih duduk di bangku sekolah. Aku dulu mempelajari ilmu eksak dan sekarang aku beralih ke sosial. Universitas tempatku kuliah juga pilihan terakhir yang dapat kupilih. Sama sekali bertolak belakang dengan impian dan cita-citaku selama ini. Beruntung aku memiliki seorang yang selalu mampu mengisi penuh semangatku. Dia kekasihku, Pratama. Pratama juga seorang mahasiswa di universitas yang sama denganku. Hanya saja aku dan Pratama berbeda jurusan. Aku ekonomi manajemen sedangkan Tama –panggilan akrab Pratama- teknik mesin.
Aku bangkit dari tempat tidurku yang nyaman untuk bersiap menuju kampus. aku mengenakan pakaian sederhana, aku tak ingin terlihat mencolok. Setelah sarapan dan berpamitan dengan orang tuaku aku berangkat menuju kampus. sepanjang perjalanan aku tak banyak berpikir bagaimana kehidupanku nanti di universitas, aku lebih memilih mendengarkan music dari handphone kesayanganku. Sesampainya aku di kampus, aku langsung mencari kelas ku, aku menarik kertas bertuliskan jadwal kuliahku, “hemm, ruang J1315.” Aku menaiki tangga untuk naik ke lantai 3 ruang 15 untuk mata kuliah pengantar akuntansi. Aku belum pernah mempelajari akuntansi atau pembukuan sebelumnya. Jadi ini merupakan suatu hal yang baru buatku. Mp3 di handphoneku berhenti sejenak, aku melihat handphoneku untuk memastikan. Ada sms rupanya, aku tersenyum mengetahui sms tersebut dari Tama.
            “semangat yah sayang, aku yakin kamu bisa.”
Aku seperti mendapat suntikan energy dari kekasihku itu. dengan penuh semangat aku melangkah menuju ruang 15 di lantai 3. Saat aku memasuki kelas itu aku langsung mencari bangku kosong untuk ki tempati. Atmosfirnya sungguh berbeda dengan suasana sekolahku dulu. Tidak ada meja, tidak ada seragam sekolah,tidak ada guru piket yang memastikan kelas sudah di sapu dan sampah sudah dibuang. Tidak ada larangan membawa notebook seperti di sekolahku dulu dengan alasan menghindari kecemburuan sosial. Semuanya terasa berbeda, termasuk teman-teman baruku yang sepertinya acuh tak acuh. Aku tak ambil pusing karena aku memiliki Tama, dan karena sistem moving class, aku tak perlu khawatir untuk berlama-lama bersama mereka jika aku tak bisa menyesuaikan diri. Baru 5 manit aku duduk, tiba-tiba ada seorang perempuan yang tubuhnya dua kali lipat tubuhku duduk di sebelahku. Dia mengajakku berkenalan. “hai, nama lo siapa?” sapanya sambil mengulurkan tangan, dia adalah orang pertama yang mengajakku bicara hari ini. “gue Dyah,lo?” jawabku sambil menyambut jabatan tangannya dan tersenyum. “waahh nama kita sama, nama panjang lo siapa?” jawab gadis itu dengan mata berbinar. Aku sedikit terkejut mendengar bahwa namaku dan gadis di sebelahku ini sama. “gue Dyah Retno Aryani, kalo lo Dyah apa?” aku balik bertanya untuk memenuhi rasa penasaranku.  “gue Dyah Wulan Septiani, panggil ulan aja biar ngga ketuker,hehe” aku mengangguk mengiyakan. Dari senyumnya aku bisa mengetahui bahwa orang ini ramah, sangat ramah bahkan. Lalu satu persatu mulai datang mengisi bangku yang kosong. Akut ak menyangka mampu beradaptasi dengan cepat, dalam waktu kurang dari setengah jam aku sudah mendapat beberapa teman baru. Waktu sudah menunjukkan waktu kuliah di mulai, mendadak pintu yang tertutup terbuka. Seorang wanita muda berjalan masuk dan meletakkan map di atas meja dosen di depan kelas. Aku bisa menyimpulkan bahwa itu adalah dosen akuntansiku untuk semester ini. Dan kehidupan perkuliahanku pun di mulai. “Bismillah, semoga ini menjadi awal yang baik. Ibu, ayah.. aku pasti akan membuat kalian bangga dengan prestasiku di universitas ini.”

Aku, Seorang Mahasiswi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar