Cinta itu, ‘Ngga Pernah Salah
Terdengar lagu seize the day milik avenged sevenfold dari handphoneku menandakan ada telepon masuk. Dengan malas aku mengangkat telepon itu setelah aku lihat nama si penelpon “Abang Rahmat”. “hallo, assalamualaikum” sapaku di telepon yang kemudian langsung di sambut oleh sahabatku yang sudah ku anggap seperti kakak laki”ku. “waalaikumsalam, lagi apa de? Malming mau kemana?”. Rahmat bertanya padaku yang hanya ku jawab “lagi nelpon,ngga kemana2..emang kenapa? Aku balik bertanya pada sahabatku. Sahabatku malah tertawa “yaudah lu ikut gue aja yuk de’ kita kerumah andre”. Aku hanya diam dan menghela nafas. Sudah seminggu ini Rahmat seperti menjodohkanku dengan andre,teman rahmat yang di kenalkan kepadaku bulan lalu. Aku sedikit malas menanggapi andre, pasalnya andre dan aku sama2 telah memiliki kekasih, yaa meskipun hubunganku dengan vino –kekasihku- sedang mengambang dan andre sedang kurang baik hubungannya dengan kekasihnya. “Mau ngapain bang kerumah andre?” jawabku malas. “Mau maen ajah, daripada lu suram dirumah mikirin si pino,mending ikut gue maen kerumah andre”. Aku sejenak berpikir tentang ajakkan sahabatku tersebut. Vino juga tak mungkin datang kerumahku,sudah hampir sebulan vino seperti tak peduli padaku. “emm,iya deh..jemput gue yaa” aku akhirnya mengiyakan ajakkan sahabatku tersebut. “sip dehh,ntar gue sms kalo mau jalan,see u de’..assalamualaikum.” Lalu sahabatku menutup telepon tanpa menungguku menjawab salamnya. Aku termenung di teras rumahku,memandang pohon palem kesayangan ayahku yang sedang di siram oleh bundaku. Aku tak habis pikir mengapa vino begitu tega menggantung hubungan kami yang baru berjalan 3 bulan. Padahal dia bilang dia tak ingin aku pergi,dan lihatlah sekarang,justru vino yang menghilang dari kehidupanku. Sungguh hatiku perih mengingat betapa aku sangat bersabar manunggu kejelasan dari vino.
----------------------------------------------
Aku terbangun mendengar intro ‘your call’ milik secondhand serenade dari handphoneku. Ada sms masuk rupanya.
“gue jemput lo 1 jam lagi de’ lo siap2 gih”
Aku melihat jam di handphoneku untuk memastikan,sudah jam 6 ternyata. Cukup lama juga aku tertidur. Aku segera bangkit untuk mandi dan bersiap keluar rumah. Aku mengenakan jins dan kaos bergambar doraemon kesayanganku. Tak lupa aku menyisir rambut panjang sepinggang milikku dan menggunakan sedikit parfum. Setelah siap aku mengirim pesan singkat ke nomor sahabatku.
“gue udah rapih nih,buruan ah”
Setelah memastikan pesanku telah terkirim,aku mengetik sms untuk vino.
“aku mau maen yah sama temen aku,aku masih nunggu kepastian dari kamu,pliss jangan bikin aku tersiksa begini,aku masih sayang kamu”
Tidak lama setelah aku mengirim sms ke nomer vino,terdengar suara motor berhanti di depan rumahku. Aku sudah bisa menebak bahwa yang datang adalah rahmat. Dan benar saja itu memang motor milik rahmat. Aku segera mengunci pintu rumahku dan menghampiri rahmat, kebetulan orang tuaku sedang keluar kota untuk urusan keluarga. Jadi aku sedikit bebas keluar rumah di malam hari. “mama kemana de’? Tanya rahmat setelah aku naik ke belakang motornya. “lagi pergi sama bokap,paling lusa baru pulang.” Jawabku sekenanya. Aku memasang hedset dan memutar lagu2 favoritku yang sangat mendukung perasaanku saat ini. “owh,yaudah kita jalan” sahabatku berkata sambil mengendarai motornya menuju rumah andre. Sepanjang perjalanan aku hanya diam dan menikmati sejuknya angin dan lantunan lagu2 secondhand serenade favoritku. Setelah sampai di rumah andre aku hanya berdiam diri,mematung dan merenung sampai aku di kagetkan oleh tepukan sahabatku di pundak kiriku. “heh,bengong aja,jangan bengong lu, udah sampe nih,tuh andre lagi bukain pintu. Aku hanya terdiam melihat andre yang belum pernah ku temui sebelumnya. Aku memang sudah lumayan lama mengenal andre. Tapi baru kali ini aku bertemu dengannya. Dulu kami pernah berjanji untuk bertemu setelah ujian nasional selesai, dan benar saja,beberapa hari setelah ujian nasional kami baru bisa bertemu untuk pertama kalinya. Sejenak aku memperhatikan penampilan andre, andre mengenakan sarung motif kotak2 kaos oblong dan sandal jepit ketika membukakan pintu untukku dan rahmat. Aku sedikit tersenyum melihat penampilannya,’ jaman sekarang masih ada yah cowo pake sarung? Lucu banget liatnya,unik.’ Gumamku dalam hati.
-----------------------------------------------
Selama di rumah andre aku hanya diam mendengarkan rahmat dan andre mengobrol. Aku hanya sesekali tersenyum dan menjawab pertanyaan rahmat yang ku anggap perlu. Pikiranku penuh tentang vino,aku masih menggunakan hedsetku,mendengarkan lagu2 mellow dari secondhand serenade favoritku. Aku membaca lagi sms2 mesra dari vino yang belum kuhapus. Sungguh aku tak habis pikir. Mengapa vino tega membiarkan hubungan kami mengambang,padahal aku masih ingat betul saat vino sangat gigih ingin mendapatkan cintaku. Vino bahkan berteriak dengan lantangnya bahwa dia mencintaiku. Tapi mengapa saat aku sudah terpikat pesonanya dan aku sudah sangat menyayanginya dia malah seakan jenuh dan menjauhiku?
“why do you do this to me? Why do you do this so easily, you make it hard to smile because you make it hard to breathe. Why do you do this to me?”
Reff dari lagu secondhand serenade yang berjudul “why” sungguh menyentuh hatiku,ingin sekali rasanya aku menangis. Aku menahan perasaanku saat itu, hanya diam yang bisa kulakukan. “diem aja lu de’ sini apa ikutan ngobrol sama gue,andre sibuk smsn sama yayangnya tuh.” Sahabatku membuatku sejenak berhenti berpikir tentang vino. aku melihat andre yang sedang asyik dengan handphonenya,sepertinya memang iya andre sedang asyik berbalas pesan singkat dengan kekasihnya saat itu. Aku sering memperhatikan betapa mesranya andre dengan Ririe –kekasihnya- . Aku menyimpan sedikit rasa iri saat itu. Andai saja vino seperti andre,pasti saat ini aku tak menderita seperti ini. “ lu so sweet banget sih ka’ ama cwe lu, iri gue.” Belakangan ini aku memang memanggil andre dengan sebutan ‘kakak’ agar lebih akrab. “ hah? Biasa aja ah, emang kenapa de’?” Andre seperti salah tingkah karena perkataanku. Aku hanya tersenyum simpul melihat tingkahnya “ yaa mesra banget gitu” lanjutku sambil melihat handphoneku. “ ah andre mah sama siapa aja mesra tau,dia kan doyannya TTM-an.” Kata2 rahmat mengagetkanku. “ emang iya ka’? wahh parah lu” kataku tak percaya. “ buat apaan sih status? Ngga penting lagi, baru si Ririe doing nih yang maksa minta status sama gue.” Aku benar2 tak percaya mendengar kata2 yang keluar dari mulut andre. Prinsipnya benar2 membuatku tidak nyaman. “salah banget tuh, justru status itu cara cewe buat nglindungin diri nd buat jaga harga diri, hati2 ka sama kata2, bahaya.” Jawabku ketus. “pulang yuk bang, udah malem.” Lanjutku lagi, kulihat rahmat seperti heran melihat kalakuanku,andre terlihat hanya tersenyum mendengar kata2ku. “ maksudnya apa de’?” Tanya andre tiba2. “ kalo lo Cuma TTM sama cwe, lo atau pun tu cwe ngga bisa nuntut apapun dari lo nd juga sebaliknya, Cuma bikin sakit hati doang, beda kalo ada status, kita bisa nuntut kalo lo ngga setia ato sebaliknya.” Jawabku kesal. Makin kesal melihat Rahmat tertawa mendengar aku ketus pada andre. “baru kali ini gue liat andre ngga berkutik di ceramahin cewe,hahaha.” Rahmat tertawa geli sekali. Aku hanya geleng2 kepala melihatnya. “ayo ah bang anterin gue balik, udah malem nih,kalo emak gue nelpon gue lagi ngga di rumah mati gue.” Aku mulai memaksa Rahmat untuk mengantarku pulang. Aku melirik andre yang lagi2 hanya tersenyum simpul. Jujur sebenarnya aku sedikit manyukai senyumannya, tapi segera ku tepis perasaan itu dan berpamitan pada andre untuk pulang. Sepanjang perjalanan pulang lagi2 aku hanya diam. Sampai akhirnya rahmat menghentikan motornya tepat di depan rumahku. Aku mengucapkan terima kasih lalu segera masuk ke dalam rumah, mengunci pagar dan pintu lalu aku masuk ke kamarku. Aku menekan nomor telepon vino, barharap vino mau menjawab teleponku. Baru 5 detik aku menunggu lalu teleponku di jawab,seketika tubuhku berkeringat, jantungku berdegup kencang. “ assalamualaikum.” Sapaku di telepon dan menunggu jawaban dari kekasihku yang sudah hampir sebulan tak ada kabar beritanya. 1 menit aku menunggu jawaban,dan harapanku menjadi sia2. Telepon tiba2 di putus. Lagi2 aku teringat semua kata2 manisnya. Tanpa terasa air mataku meleleh,makin lama makin deras mengalir membasahi bantal,kasur dan pakaianku. Aku menangis sampai lelah dan tertidur.
----------------------------------------------------
Aku terbangun oleh suara alarm di handphone ku. Sudah pagi rupanya, aku bangkit dan menekan tombol off pada handphoneku, aku melihat ada 1 missed call dan 2 sms di layar LCD handphoneku. Missed call dari privat number, 1 sms dari bundaku dan 1 sms lagi dari operator. Bundaku mengatakan agar aku bersiap2, bunda dan ayahku mengajakku liburan ke kampong halamanku. Aku memutuskan untuk mandi dan mulai membereskan pakaianku. Setelah selesai aku keluar rumah untuk membeli nomor baru, di kampung halamanku, kartu milikku pasti tidak bisa di gunakan.
Lagi2 terdengar lagu seize the day dari handphoneku menandakan ada telepon masuk. Lagi2 dengan malas aku menjawabnya setelah tau bahwa yang menelponku adalah rahmat. “hemm” jawabku malas yang hanya di sambut tertawa kecil dari rahmat. Belakangan ini rahmat memang sering sekali menelponku. Aku terkadang merasa terhibur, setidaknya aku bisa sedikit melupakan tentang vino yang semakin hari membuatku semakin hancur. “gue mau mudik bang, ntar rada siang kali berangkat.” Kataku pada rahmat. “ ama sapa lu de’? mudik kemana?” “ ama nyokap,bokap. Ke cilacap” jawabku singkat. “ oowh, yaudah matiin aja teleponnya, ntar hape lu lobet lagi,ati2 di jalan yoo.” “oke, udah dulu yah bang, assalamualaikum.” Aku menutup telepon dari rahmat dan mengetik sms untuk vino.
“aku mau pulang kampung, mungkin nomor aku ngga aktiv beberapa hari. Di sana ngga ada sinyal.”
Aku mengirim sms tersebut dan meletakkan handphoneku di atas kasur. Aku mendengar suara pintu di buka, yang aku yakin itu bundaku, “yaan, udah siap belom?” bundaku bertanya tepat di depan pintu kamarku. “ udah bun, tinggal nunggu bunda sama ayah siap.” Jawabku tanpa bangkit dari tempat tidur. “yaudah bunda siap2 dulu, kamu tunggu di depan aja yan, sambil panasin mobil.” Kata bundaku yang suaranya sedikit menjauh, aku bangkit dengan malas, mengambil handphoneku dan mengambil kunci mobil untuk ku panaskan mesinnya. Aku melihat ada 1 sms masuk dari andre.
“ pagi de, maaf semalem kaka pake sarung pas kamu ke rumah kaka.”
Aku tersenyum melihat nama si pengirim sms, yaah tiap kali aku berbalas pesan singkat dengan andre entah kenapa hatiku merasa nyaman, aku merasa senang dan aku bisa melupakan vino meskipun aku tau harusnya tidak boleh.
“Pagi juga ka’, gpp ko. Maap juga aku jutek semalem :p”
Beberapa saat kemudian aku sudah asyik berbalas sms dengan andre. Aku suka cara andre membuatku tertawa. Aku suka cara andre membuatku nyaman. Aku seperti memiliki seorang kakak laki2 yang selama ini sangat aku inginkan karena selama ini aku hanya memiliki seorang kakak perempuan yang selalu saja membuatku kesal.
“aku mau mudik ka, mau liburan sambil nglupain vino,kayanya aku mau putus aja deh sama vino”
Aku memang sering bercerita tentang vino pada andre, aku banyak bercerita tentang galaunya hati dan perasaanku saat ini. Biasanya setelah aku ‘curhat’ dengan andre, perasaanku jadi lebih tenang dan menjadi lebih kuat.
“mudik kemana de’? kaka doain semoga liburan kamu menyenangkan “
Aku tersenyum membaca sms dari andre yang baru saja ku terima. Sebelum ini tak ada teman yang sangat perhatian seperti andre.
“iyaa makasih ka, mulai ntar malem kalo sms ke nomer as aku ajah ka, axisnya ngga ada sinyal disana, nih nomernya 085311039490.”
Aku mengirim sms ke nomor andre dan mengambil trevel bag milikku untuk aku masukkan ke bagasi, aku memanggil ayah, bunda dan adik lelakiku untuk segera berangkat. Aku merasakan handphoneku bergetar menandakan ada sms yang masuk. Aku sengaja mengabaikannya dan memutuskan untuk segera berangkat agar cepat2 bisa menikmati pemandangan indah sepanjang perjalanan menuju kampung halamanku.
-------------------------------------------------
3 hari di kampung halaman tak membuatku melupakan vino,aku bahkan tak bisa tidur karena memikirkannya, di perjalanan pulang aku menerima kabar mengejutkan dari andre melalui pesan singkat bahwa Ririe –kekasih andre- mengakhiri hugungan mereka. Aku tersenyum kecil, dan mengetik pesan singkat untuk kakak ketemu gede-ku tersebut.
“sabar ka, Tanya baik2 aja dulu..mudah2n ada jalan keluarnya”
Balasan sms dari andreselanjutnya sungguh membuatku terkejut.
“coba pacar kaka kamu, pasti kaka ngga akan begini nih.”
Aku tertawa membacanya, aku memutuskan tidak membalas smsnya dan tidur saja karena aku sangat mengantuk saat ini.
--------------------------------------------------------
Aku tiba2 terbangun, entah mengapa perasaanku menjadi sangat tidak tenang. Aku melihat handphoneku untuk memastikan tidak ada sms yang masuk ke handphoneku, sebenarnya aku sangat berharap vino mengirim pesan singkat untukku, tapi aku tau harapanku pasti sia2. Aku mencoba mengirim pesan singkat untuk vino.
“mau kamu apa sih sebenernya? Ngomong dong jangan diem aja. Aku sakit kamu gantungin begini. Kalo kamu masih sayang aku kamu berenti cuekin aku, tapi kalo kamu udah ngga sayang plis putusin aku.”
Aku menghela nafas, membaca bissmillah dan menekan tombol send pada handphoneku. Aku melamun di pintu kamarku, menunggu seperti biasanya. Aku menunggu vino membalas smsku. Saat aku memutuskan untuk mandi dan bersiap2 ke sekolah untuk mengambil nilai ujian nasionalku, handphoneku berbunyi menandakan ada sms masuk. Betapa senangnya aku saat melihat si pengirim “My Prince J” tapi hatiku langsung hancur begitu membaca isi dari sms tersebut.
“Maap kalo gue kaya gini ke lu, gue bener2 cinta sama lo tapi gue udah terlanjur sakit hati gara2 dimarahin yang ngga pasti. Hubungan kita sampai di sini ajah. Gue ngga mau kita selek2an, yang gue mau kita masih bisa silaturahmi kaya temen biasa. Makasih.”
Sungguh aku hancur membaca sms dari vino, penantianku selama ini sia2. Hatiku benar2 terasa sakit. Aku masuk ke kamar mandi untuk bersiap pergi ke sekolah. Di kamar mandi aku tak sanggup berbuat apa2. Aku hanya bisa menangis dan menangis. Aku tak sanggup kehilangan vino.
Sejak kejadian tadi pagi aku jadi lebih banyak melamun dari biasanya, pikiranku kosong. Aku memegang handphone dan mengetik sms.
“ka,aku di putusin L”
Lalu aku mengirim sms tersebut ke nomer andre. Aku hanya butuh tempat berbagi sekarang. Bahkan aku sudah tak bisa lagi menangis, air mataku seakan mengering. Beberapa saat kemudian aku sudah berbalas sms dengan andre.
Andre : “ko bisa de’? emang kenapa?”
Aku : “ngga tau ka, sakit banget ka rasanya, mau nangis tapi ngga bisa L”
Andre : “mau kaka pinjemin pundak kaka?”
Aku : “mau L”
Andre :” kaka jemput yaa, kamu di sekolah kan?”
Aku :” iya.”
Jadilah aku menunggu andre di depan sekolahku, kulihat langit menjadi sangat gelap, lalu gerimis pun turun bersamaan dengan kedatangan andre. Aku tak berkata apapun, hanya menurut saja saat andre memberiku sebuah helm. Aku naik ke bagian belakang motor milik andre dan memilih diam mendengarkan “why” dari secondhand serenade. Semakin lama hujan turun semakin deras, membuat andre terpaksa menepi untuk mencari tempat berteduh. Sementara menunggu hujan reda andre menanyakan alasan vino memitiskan hubungan kami. Aku tak banyak bicara, hanya menunjukan sms yang dikirim vino tadi pagi. Aku kembali merenung memandangi hujan yang semakin deras. “jangan suram gitu dong de’, kan masih ada kaka.” Aku tak menanggapi andre, aku hanya diam. Hujan mulai reda, aku melanjutkan perjalanan entah kemana. Andre mengajakku ke rumah saudaranya. Andre mangatakan padaku bahwa aku adalah perempuan pertama yang di bawa ke rumah saudaranya. Aku tak berniat berpikir lebih, saat itu aku hanya menganggap andre seorang kakak. Saat perjalanan pulang sungguh aku terkejut ketika andre mengenggam tanganku. Aku hanya diam dan tak mampu menolak. Aku tak taumengapa, aku nyaman mengenggam tangannya. Aku tenang berlindung di punggungnya ketika hujan. Aku nyaman dengan wangi parfumnya. Entah perasaan apa ini, yang jelas aku bahagia saat bersamanya.
3 hari berlalu sejak hari mendung itu, entah mengapa aku sama sekali tak ingin menangis lagi, setiap pikiranku melayang menyesali bodohnya aku menunggu vino, andre dan rahmat datang menghiburku. Mereka beruda sering sekali menelponku. Sedikit banyak aku jadi lebih mengenal andre. Aku menyukai pribadinya yang lembut, pribadinya yang melindungi perempuan sepertiku. Aku menyukai caranya setia pada perempuan yang disayanginya. Satu kali andre berkata padaku, “kakak pengen deh punya pacar kaya kamu,kalo kamu jadi pacar kakak, pasti kakak sayang banget deh sama kamu,kakak bakal setia dan ngga akan nyakitin kamu kaya vino.” Sungguh aku tersipu malu mendengarnya, jantungku berdegup kencang menantikan kata2 andre selannjutnya. Dalam hati aku berkata, “Tuhan, sepertinya aku jatuh cinta, jadikan dia milikku ya Tuhan.” Baru kali ini aku sangat menyukai seorag lelaki, sungguh aku sangat menyukai andre.
-----------------------------------------------
Senin pagi yang cerah, aku mengirim sms selamat pagi kepada andre. Belakangan ini aku sering menyapanya di pagi hari. Tapi hari ini aku punya maksud lain menyapanya di pagi hari. Di sekolahku akan di adakan pentas seni. Aku sudah terlanjur membeli dua tiket yang tadinya ingin ku gunakan untuk pergi bersama vino. akhirnya aku putuskan untuk mengajak andre agar tiket yang kubeli tidak terbuang percuma.
Aku :” ka, mau nanya dong.”
Andre : “Tanya apa de’?”
Aku :”emm, hari sabtu ada acara ngga?”
Andre :”ngga ada ko, emang kenapa?”
Aku :”emm, di sekolahku ka nada pensi ka, nah aku udah terlanjur beli 2 tiket, kaka mau nemenin aku ngga?”
Andre :”owh, yaudah..kakak jemput jam berapa?”
Aku :” terserah kaka ajah J makasih yaa ka udah mau nemenin aku.”
Andre :”iya sama2”
-------------------------------------------------------
Sabtu, 18 mei 2011
Andre menjemputku di rumahku jam sebelas siang, aku bersama andre pergi ke pentas seni di sekolahku. Sepanjang perjalanan aku hanya diam sambil mendengarkan music. Andre juga kulihat hanya diam mengendarai motornya. Aku melihat langit, sepertinya sedikit mendung. Sesampainya di sekolahku, teman2ku sudah berkumpul di depan masjid sekolahku, mungkin karena sudah mendekati adzan dzuhur. Aku memilih untuk duduk di kantik sekolahku bersama andre. Kulihat jam tangan berwarna putih yang melingkar di tangan kiriku, sudah hampir jam 12 tepat. Suara music dari band yang tampil sungguh membisingkan telingaku. Kulirik andre yang dudu di sebelahku, dia sedang menunduk entah memikirkan apa. “ka, ko bengong sih? Kenapa?” tanyaku sambil memperhatikan wajahnya. Andre hanya menggelang dan menggenggam tanganku. Tiba2 andre mengatakan sesuatu yang tak pernah kuduga sebalumnya. “de, mau ngga jadi pacar kakak?” kata2 andre benar2 membuatku kaget dan salah tingkah. Aku bingung harus menjawab apa, antara senang dan bingung. “de, jawab dong. Mau ngga jadi pacar kakak?” andre kembali bertanya. Aku hanya diam dan tersenyum dan berkata “kakak maunya apa?” andre diam beberapa saat dan menjawab “maunya iya.” Lagi2 aku tersenyum,dilihat dari sifat andre yang selama ini tidak pernah memiliki status yang jelas dengan perempuan, aku senang saat andre memintaku menjadi pacarnya. Berarti aku berbeda, ya aku berbeda dengan perempuan lain yang sedang dekat dengannya. Dan aku senang, sangat senang. “yaudah” jawabku sambil memandang kea rah depan. “yaudah apa?” Tanya andre seperti meyakinkan diri. “yaudah aku mau jadi pacar kakak” jelasku sambil memandang matanya. Kulihat mata andre berbinar,dia sedang bahagia dan aku yakin itu. karena aku juga merasakan hal yang sama. Aku bahagia, dalam hati aku berharap semoga andre adalah orang yang tepat untuk kucintai.
“Tuhan, jika memang andre adalah seseorang yang Kau kirim untuk menghapus luka di hatiku, dan andre adalah jawaban dari semua do’a yang kupanjatkan pada-Mu. Terimakasih Tuhan. Kau begitu baik telah memberikan semua yang ku pinta lewat seorang lelaki penyejuk hati dan jiwaku. Tuhan, aku mencintainya dan akan selalu mencintainya.”
Dari kisah hidupku..
Untuk kamu yang kucintai..
“Andri Pratama”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar