Antara Cintaku, dan Persahabatanku
“Panas banget ihh” ujarku sambil mengikat rambut lurus sepinggang milikku,ku urungkan niatku untuk menunggu reifan lebih lama lagi. Ku putuskan untuk mengirimkan sms pada reifan.
“aku pulang sendiri aja yaa ay,kamu langsung pulang aja.
I love you honey”
Lalu aku segera mengirim sms tersebut dan naik angkot yang kebetulan lewat di depanku. Selama di perjalanan aku termenung sambil mendengarkan lagu2 favorit ku menggunakan headset. Aku terbayang saat pertama kalinya aku bertemu kembali dengan reifan, kekasihku saat ini. Aku dan reifan sudah berteman selama 13 tahun,kami pertama bertemu saat masih sekolah di TK. Yah, lucu memang,tapi di situlah kami mulai berteman. Kami melanjutkan sekolah ke SD yang sama,bersahabat selama hampir 7 tahun. Lalu aku dan reifan melanjutkan sekolah ke SMP yang berbeda. Saat itu aku akui aku memang pernah menyukai reifan,tapi hanya sekedar suka (maklum anak SD). 6 tahun berlalu sejak perpisahan kami karna bersekolah di sekolah yang berbeda kota. Saat itu aku sedang sibuk mempersiapkan diri untuk ujian nasional tingkat SMA di kota ku,hingga aku sedikit mengabaikan kekasihku saat itu. Saat aku sedang galau karena kekasihku yang terlalu egois,tak mau mengerti kesibukanku. tiba2 ada orang asing yang masuk ke kehidupanku. Awalnya aku malas menanggapi dia,tapi entah mengapa orang ini begitu gigih ingin bertemu denganku. Akhirnya aku putuskan agar menemui “Mr.X” yang belakangan ini mengganggu hidupku.
Hari pertemuan itu pun datang. Sesuai perjanjian aku menunggu “MR.X” di depan sekolahku jam 4 sore,setelah aku selesai sekolah. Aku pun mengirimkan sms ke nomer yang akhir2 ini mengganggukku.
“dimana lo? Gue udah balik skul nih,15 menit ngga dateng gue balik”
Belum 5 menit aku mengirimkan sms, handphone ku berdering menandakan ada sms yang masuk ke inbox ku.
“ayank udah pulang skolah blom?”
Sender:
Indra J
+6283899046339
Received:
15:56:09
17-01-2011
Seketika aku mual membaca sms dari pacarku yang teramat egois ini, aku memang sudah hampir 2 taun menjalani hubungan dengan indra,tapi entah mengapa belakangan ini aku mual tiap dia marah karna aku jarang memperhatikannya. Padahal aku sudah berulang kali mengatakan padanya bahwa aku sedang mempersiapkan segala sesuatu untuk ujianku agar aku bisa membanggakan kedua orang tuaku. Tapi entah mengapa dia tak pernah mau peduli dan terus menerus menuduhku yang makin membuatku mual. Aku pun memutuskan untuk membalas sms darinya,aku hanya mengetik kalimat singkat yang berbunyi “udah ko,jangan nelpon dulu,aku blom sampe rumah”
Sengaja aku mengatakan seperti itu agar indra tak menelponku. Aku benci di telpon saat aku baru saja pulang sekolah. Aku lelah dan ingin istirahat,tapi aku harus meladeni sifat kekanak2anya yang makin hari membuatku makin muak.
Beberapa saat kemudian aku kembali mendapat sms dari indra.
“ouh,ntar klo udah sampe sms ya yank,love u”
Aku hanya membaca dan menekan tombol exit di handphoneku,aku malas membalas smsnya yang –menurutku- tidak perlu dibalas. Tak lama kemudian lagi2 handphoneku bordering,kali ini bukan indra,tapi MR.X.
“lu pake jilbab putih yah? Pake tas ransel warna pink,
Beda banget lu,pangling gue liatnya. Cakep banget”
Aku hanya mengerenyitkan kening dan melihat kesana kemari mencari sosok yang seprtinya sedang berada di dekat ku. Aku segera membalas sms dari “MR.X” setelah yakin telah melihat sosoknya yang tepat berada di hadapanku,mengendarai Honda Beat berwarna putih –warna favoritku-, sweater berwarna abu2 dan mengenakan helm.
“ lo pke beat putih ya? Curang pake helm,gue ngga bisa liat muka lo nih”
Seketika sosok “MR.X” membuka helmnya dan menghampiriku. Aku terpana melihat wajahnya. Dia Reifan,sahabat yang sudah lama tak ku temui. Sahabat yang sejak kecil ku sukai tapi tak pernah aku mengatakan perasaanku padanya. Sahabat kacilku kini sudah menjelma menjadi sosok tegap yang terlihat sangat tampan,aku sampai tak berkedip memandangnya. Aku pun seakan melupakan bahwa aku memiliki seorang kekasih. Aku masih saja terdiam sampai Reifan menegurku. “Rie kan? Ko bengong sih?” ujar Reifan sambil memegang pundak ku. Aku seketika tersadar dan menjawab pertanyaannya. “ Lo reifan kan? Kapan balik dari solo? Ko ngga bilang2 gue sih? gila pangling gue liat lo.” Reifan tersenyum dan seketika menarik tangan ku dan berkata “ ayo naik,gue anterin pulang. Ceritanya sambila jalan aja.” Aku pun mengikuti kemauan reifan. Setelah Reifan menjalankan motornya, Reifan mulain bercerita,dia mengatakan sudah kembali ke Jakarta 2 tahun lalu,Reifan tidak bisa menghubungiku karena tidak tau alamat rumahku yang baru. Nomor handphoneku pun tidak bisa di hubungi. “emang kenapa nomor lu ngga aktiv?” Tanya reifan padaku. “ cowo gue nyuruh gue ganti nomer,maap gue ngga ngasih tau nomer baru gue.” Jawabku sambil menunduk. “gapapa lagi,woles aja. Eh iya gue minta foto lu dong.” Kata reifan sambil meletakan handphonenya di pangkuanku. “buat apa?” tanyaku heran. “buat gue liatin,abis sekarang lu cakep banget sih.” kata2 Reifan seketika membuatku merasa malu. Aku pun menyalakan Bluetooth di handphone milik Reifan dan mengirim foto diriku ke handphone miliknya. “ Rei, cewe lo ngga marah lo nganterin gue balik?” tanyaku pada reifan, yang ditanya hanya tertawa. “ gue serius Rei,ditanya malah ketawa” kataku sambil cemberut. “Serius udah bubar tau,hahaha” Reifan kembali tertawa. Aku tersenyum simpul mendengar kata2 Reifan,kalau di pikir secara objektif memang tidak salah,kata2 Reifan benar. “Gue ngga punya pacar ko,mana ada yang mau sama gue?” kata2 Reifan lagi2 mengagetkanku. “masa sih lo ngga punya cewe?” ucapku tak percaya. “ Ririe, gue ngga punya pacar,kan gue nunggu lu jomblo” kata2 Reifan seketika membuat pipiku bersemu. Aku benar2 melupakan bahwa aku memiliki kekasih. Reifan benar2 membuatku lupa diri,aku seperti mulai menggali kenangan indah bersamanya yang selama ini terkubur di memoriku. Jujur aku nyaman bercanda dengan Reifan, seakan aku memiliki pensil warna yang mewarnai sore hariku yang biasanya membosankan. Perjalananku pulang kerumah yang biasanya terasa sangat lama kini aku merasa hanya sebentar,tak terasa Reifan sudah berhenti tepat di depan rumahku yang bernuansa putih dengan banyak tanaman hias milik bundaku. Sore itu kebetulan bundaku sedang menyiram tanaman kesayangannya di halaman. “Assalamualaikum” ucap ku sambil menghampiri bunda yang sedang asyik dengan tanaman anggreknya. “Waalaikumsalam,tumben ri udah pulang” ujar bunda sambil mengelap tangannya yang belepotan tanah dan pupuk. “ iya bun,riri di anter Reifan.” Kataku sambil melirik kearah reifan di sebelahku. Bundaku terdiam seperti sedang mengingat sosok di sebelahku ini. “yahh,tante lupa sama aku ya? Aku reifan tante,temen SDnya Ririe” kata reifan sambil mencium tangan bundaku. “ohh reifan yang dulu masih di anter mamanya sampe kelas 3 SD itu yah?” kata2 bunda membuatku tertawa geli. Reifan hanya cemberut melirikku lalu tersenyum pada bundaku “ tante bisa aja,saya pamit pulang dulu tante,ngga enak udah sore” kata Reifan sambil kembali mencium tangan bundaku. “ngga masuk dulu Rei? Biar Ririe buatin minum buat kamu” bundaku membujuk Reifan agar mau singgah sebentar di rumahku. Dalam hati aku berharap Reifan mau tinggal sebentar lagi agar aku bisa ngobrol lebih lama lagi dengannya. Tapi sepertinya harapanku sia2 saat aku mendengar kata2 Reifan berikutnya. “Lain kali aja tante,udah sore nih,pulang dulu yaa tante,Rie” aku hanya pasrah dan mengantarkan Reifan sampai depan pagar rumahku. “Makasih yah Rei udah nganterin gue pulang” kataku saat Reifan menyalakan motornya. “ Sama2 Rie,kalo buat cwe cantik kaya lo gue rela deh Cuma jadi tukang ojek lo, gue balik yah Rie” kata Reifan sambil menjalankan motornya menjauhi rumahku. Aku masih terpaku didepan pagar rumah sampai handphoneku bergetar tanpa henti, ada telpon masuk rupanya. Seketika aku mual ketika membaca nama yang tertera di LCD handphone kesayanganku. Aku bimbang antara menjawab telponnya atau tidak,akhirnya aku putuskan untuk mengabaikan telpon dari indra. Aku pun masuk ke rumahku dan berjalan menuju kamarku yang nyaman. Setelah memasuki kamarku,aku segera meletakkan ransel berwarna baby pink milikku di atas meja belajarku. Aku lalu mengambil handuk dan berjalan menuju kamar mandi. Mandi memang menjadi pilihanku saat pikiranku menjadi sangat lelah seperti hari ini. Setelah selesai mandi aku mengenakan T-shirt warna putih dengan gambar kepala doremon dan celana pendek selutut berwana putih juga,aku lalu menyisir rambut dan mengenakan bedak tabur yang biasanya digunakan oleh bayi. Setelah selesai aku mengambil handphoneku yang aku letakkan di atas laptop berwarna putih kesayanganku. Aku terbelalak melihat ‘notification’ di handphoneku. 16 missed call dan 29 sms baru di handphone milikku. Padahal baru setengah jam aku tinggalkan handphoneku sudah ada sms dan missed call sebanyak ini yang aku yakin berasal dari orang yang sama. Tak lain dan tak bukan pasti dari indra. Benar saja perkiraanku, 16 missed call dari indra dan smspun dari indra yang bunyinya sama.
“dimana yank? Telepon aku ko ngga di angkat? Udah sampe rumah belom?”
22 sms dari indra bunyinya sama. Aku mulai malas membaca 7 sms sisanya sampai aku melihat 1 sms yang membuatku benar2 kecewa.
“kemana aja sih kamu? Sekolah apaan sampe jam segini? Kamu sekolah apa ngeja*lay?”
Aku hanya terduduk diam di depan meja belajarku memandangi sms itu. Tanpa terasa air mataku meleleh teringat semua luka yang telah diberikan indra sejak 2 tahun kami menjalin hubungan. Dengan hati yang galau aku mengatik sms balasan untuk indra.
“Puas kamu ngatain aku? Puas kamu nuduh aku? Puas kamu nyakitin aku? Aku cape ngjalanin hubungan sama kamu,mending kita udahin aja deh,aku mau fokus sama ujian aku,ngga Cuma mikirin sakit hati gara2 kamu!”
Aku lalu mengirim sms tersebut pada indra dan langsung mematikan handphone ku,lalu aku menyalakan laptopku dan menyambung koneksi ke internet. Aku membuka jejaring sosial milikku dan menghapus status hubunganku dengan indra,aku lalu memblokir jejaring sosial milik indra. Aku memejamkan mata mencoba menenangkan diri. Mencoba berpikir positiv dan mencoba melupakan perih di hatiku. Air mataku kembali meleleh, sungguh aku tak menyangka hubunganku dengan indra akan berakhir sedemikian perih. Aku benar2 lelah mengerti sifat indra yang menurutku lebih mirip psikopat. Dia tidak mengijinkanku dekat dengan lelaki manapun sedangkan indra punya sangat banyak teman perempuan. Aku sadar aku hanya murid SMA yang usianya belum 17 tahun. Sedangkan Indra usianya sudah menginjak 21 tahun,indra seorang mahasiswa teknik industri di universitas padjajaran bandung. Aku terus mencoba memahami kesibukannya sebagai mahasiswa tingkat akhir yang sedang mengurus skripsinya. Tapi entah mengapa aku merasa hanya aku yang mengerti tentang dia,sedangkan indra tak pernah mau mengerti kesibukanku. Indra selalu marah ketika aku tidak membalas smsnya atau tidak menjawab teleponnya. Aku selalu diam dan mencoba mangerti kecemburuannya yang selalu tidak beralasan. Sedangkan indra? Indra selalu marah ketika aku menanyakan kenapa dia begitu akrab dengan teman2 wanitanya yang –menurutku- terlihat sangat mesra. Aku tidak boleh cemburu, dan lagi2 aku hanya diam dan mencoba mengerti. Sudah lama aku ingin menakhiri hubunganku dengan indra,tetapi indra selalu menolak jika aku meminta berpisah. Sungguh saat ini aku sangat lelah.
Laptopku mengeluarkan bunyi “beep” menandakan ada yang menyapaku di facebook.
Reifan Saputra : “Rie,lagi belajar ya? Ko sambil onlen sih?”
Aku terdiam, sedikit tersenyum melihat Reifan menyapaku. Beberapa saat kemudian aku sudah asyik chating dengan Reifan.
Ririe Afryani : “Lagi ngga semanngat belajar nih Rei,bad mood banget
L “
Reifan Saputra : “bad mood kenapa rie? Cerita dong sama gue”
Ririe Afryani : “gue putus rei sama indra L”
Reifan Saputra : “ ko bisa? Lo di putusin?”
Ririe Afryani : “ gue cape rei sama indra,dia ngga pernah ngertiin gue, gue cape sakit hati mulu, ngga ko..gue yang minta putus L”
Reifan Saputra : “ udah jangan dipikirin,jangan cemberut gitu dong,ntar ngga cakep lagi loh J”
Ririe Afryani : “ apasih rei? Ngledek gue yah lo?”
Reifan saputra : “ serius gue ngga ngeledek,emang lu cakep tau rie, jangan cemberut makanya..ntar ngga cakep lagi loh :D”
Ririe Afryani : “hemm, iya aja deh..makasih yah rei udah nghibur gue J”
Reifan Saputra : “gitu dong senyum,kan cakep jadinya J iya sama2, apa sih yang ngga buat ririe tersayang”
Aku membaca sekali lagi chat dari Reifan. Aku yakin aku tidak salah baca,Reifan menyebut “Ririe tersayang. Wajahkku memanas membaca chat dari reifan.
Reifan Saputra : “Rie, ko diem? Kenapa?”
Ririe Afryani : “eh, gpp ko rei..lagi liat profil lo tadi”
Reifan Saputra : “ gue kira lo ngga mau bales chat gue”
Ririe Afryani : “ ya ampun rei, ngga gitu kali,map tadi gue balesnya lama. Eh iya.. pp lo back nya dimana?
Reifan Saputra : “itu di dufan sama temen2 gue, kenapa emangnya? Jelek yah?”
Ririe Afryani : “ngga ko rei, seru aja liatnya,kesannya akrab banget.”
Reifan Saputra : “ gue mau ganti PP ah,bagusnya yang mana yaa?”
Ririe Afryani : “kenapa di ganti rei?”
Reifan Saputra : “gpp,bosen aja sama foto yang itu,bagusnya ganti yang mana yaa?”
Ririe Afryani : “ emm, pake foto gue aja rei :D , hehe :p”
Reifan Saputra : “wahh boleh juga tuh,pake foto lo aja yahh gue,yang mana yaaa?”
Ririe Afryani :”serius rei? Gue becanda doang tau”
Reifan Saputra : “gue serius tau, enaknya yang mana rie? Gue bingung nih”
Ririe Afryani : “bingung kenapa deh?”
Reifan Saputra : “abis cakep semua sih :D”
Ririe Afryani :” gombal mulu lo ah,gue tidur dulu yah rei..ngantuk banget nih”
Reifan Saputra :”eh rie,tunggu bentar deh, pasang status hubungan yuk”
Ririe Afryani :” ha? Status apaan?”
Reifan Saputra :” eh ngga jadi deh,terima sibling request gue aja yaa J”
Ririe Afryani :”udah gue accept nih,gue tidur dulu yah rei,daaahhh J”
Reifan Saputra :”met bobo ririe J”
Aku mematikan laptop dan tertidur di kasur kesayanganku.
---------------------------------
Aku terbangun ketika adzan subuh berkumandang,seperti biasa aku langsung menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu dan bersiap mengadu pada Tuhanku. Setelah selesai sholat subuh aku mencari handphoneku,setelah menemukannya aku menyalakannya dan meninggalkannya di atas meja belajar untuk membuat susu hangat dan roti isi untuk sarapanku. Aku lalu meletakkan sarapanku di meja kecil di sudut kamarku,mengambil buku biologi dan handphoneku. Lagi 2 aku terkejut melihat layar handphoneku. Ada 56 sms masuk, yang 55 dari indra dan sisanya dari Reifan. Aku membaca sms dari Reifan.
“ Pagi Rie,jangan lupa sholat yaa..maaf aku pake foto lo buat PP FB gue”
Aku tersenyum membaca sms dari Reifan,aku lalu segera mengetik balasannya.
“ Pagi juga Reifan, gue uda sholat ko,lo udah belom? Gpp ko rei enjoy aja lagi J”
Aku tidak membaca satupun sms dari indra,aku sudah bertekad melupakan indra. Nanti siang aku akan membeli nomor baru agar indra tak bisa lagi menganggu hidupku. Aku lalu menikmati menu sarapan pagiku sambil membaca materi biologi,memang sudah kebiasaanku belajar setelah sholat subuh di sudut kamarku,dekat pintu kaca menuju balkon dengan nuansa putih –warna favoritku-. Selagi aku membaca bbuku biologiku,aku teringat sms dari Reifan tadi,Reifan menggunakan fotoku untuk foto profilku. Karena rasa penasaranku akhirnya aku putuskan menutup buku biologiku dan mengambil laptopku untuk membuka jejaring sosial milikku. Setelah terhubung dengan internet aku segera melihat facebook milik Reifan,dan aku terkejut melihat fotoku terpajang di profil milik Reifan, aku juga membaca “wall” facebook reifan yang penuh berisi ejekkan teman2nya karena mengira aku adalah kekasih reifan, aku pun menyudahi melihat profil Reifan dan memutuskan untuk melihat inbox facebook milikku. Kulihat ada 1 pesan dari seseorang yang tak ku kenal.
From : Indra Lukman Sahardi
“maafin aku Rie, Rie mau kan maafin indra? Jangan marah lagi yaaa,indra ngga bisa hidup tanpa ririe”
Aku hanya menarik nafas membaca pesan facebook dari lelaki yang semalam membuatku hancur.
Aku lupa indra memiliki banyak jejaring sosial. Aku lalu melihat sms2 indra yang belum kubaca. Ternyata isinya hampir sama,permintaan maaf dan menginginkan aku kembali padanya. Aku hanya menarik nafas lalu bangkit untuk bersiap kesekolah. Selesai aku bersiap aku turun kebawah dan memanggil bunda ku agar cepat bersiap untuk mengantarku kesekolah. Aku menunggu bundaku sambil mendengarkan mp3 di teras rumahku. Aku melamun memikirkan kata2 indra di facebook milikku tadi pagi. Tiba2 aku mendengar bunyi klakson motor,saat kulihat kedepan rumahku, Reifan dengan beat putihnya sudah ada di depan rumahku,aku kaget melihatnya. “Pagi Rie,berangkat yuk,nanti kamu telat loh.” Kata Reifan sambil tersenyum –manis sekali untukku-. Aku tidak menjawab Reifan dan hanya melihat reifan,takjub. Sebelumnya Indra tak pernah mengantarkanku ke sekolah. “Rie,ko diem sih? Jangan bengong dong” Reifan mengagetkanku, aku hanya mengangguk dan masuk ke dalam rumah untuk berpamitan untuk dengan bundaku. “Bun, aku berangkat dulu yah, aku di anter Reifan. Assalamualaikum.” Aku berteriak dari ruang tamu,bundaku menyahut yang tidak terlalu ku dengar. Aku lalu setengah berlari ke depan rumah untuk menghampiri Reifan. “Bunda mana rie? Mau pamitan nih” Reifan memanjangkan lehernya untuk mencari bundaku. “udah rei ngga usah,berangkat yuk” kataku pada reifan sambil naik ke belakang motor beat warna putih miliknya. Reifan hanya menurut dan menjalankan motornya. Sepanjang perjalanan aku hanya diam mendengarkan reifan bercerita tentang kehidupannya selama berjauhan dennganku. “Udah sampe nih Rie.” Kata2 Reifan membuatku kaget,seketika aku memperhatikan sekelilingku. Ternyata memang benar sudah sampai di depan sekolahku,aku segera turun, mengucapkan terimakasih pada Reifan dan masuk ke dalam sekolahku tanpa menunggu reifan menjawab ucapan terimakasihku.
--------------------------
Aku tak bisa berkonsentrasi selama di sekolah, terlalu banyak yang ada di pikiranku. Aku terus memandangi handphone ku yang terus mendapatkan sms dari Indra dan Reifan. Aku hanya membalas sms dari Reifan dan mengabaikan sms dari Indra. Semakin lama aku mengabaikan pesan singkat dari Indra, Indra malah makin sering mengirimiku kata2 romantis yang membuatku muak. Sungguh aku muak membacanya. Akhirnya aku putuskan untuk membalas sms dari Indra dan aku bersumpah akan membuang nomor handphoneku yang sekarang kugunakan.
“kita udah putus, aku mau fokus ujian,kamu ngga usah berharap aku balik sama kamu, kalo kita jodoh pasti balik lagi ko, jaga diri kamu baik2. Bye”
Setelah aku menekan tombol “send” dan memastikan indra menerima balasan smsku,aku mematikan handphoneku dan memutuskan untuk segera pulang kerumah.
Sesampainya aku dirumah aku langsung membuka laptopku untuk menjelajah dunia maya tanpa melepas seragam sekolahku. aku membiarkan handphoneku mati, aku tak berniat mengaktivkan handphoneku kecuali dengan nomor baru. Baru 5 menit aku menjelajah dunia maya Reifan menyapaku di chat FB.
Reifan Saputra : “handphone ko ngga aktiv rie? Gue sms ngga masuk2”
Ririe Afryani :”gue mau ganti nomor rei,males di ganggu indra mlu, tapi lagi males banget keluar nih,gue aja masih pake seragam :D”
Reifan Saputra : “gue ada nomor nganggur nih, mau pake? Cantik ko nomornya,blom pernah gue pake,masih segel”
Ririe Afryani : “ boleh tuh boleh,ntar gue ambil yah rei,mau mandi dulu.”
Reifan Saputra : “ ngga usah ririe sayang, gue anterin kerumah lo, sekalian mau ngapelin lo”
Ririe Afryani :” emang ini hari apa? Ko mau ngapelin gue? Jangan ah rei,ntar gebetan lo marah”
Reifan Saputra : “ hari sabtu,gebetan gue orangnya baik ko rie,tenang ajah”
Ririe Afryani : “ malem minggu yah? asik dah yang udah punya gebetan,ntar kenalin ke gue rei,kalo jadian jangan lupa PJ”
Reifan Saputra : “gampang itu mah, lo doain aja biar gebetan gue mau nerima cinta gue’”
Ririe Afryani : “moga lo di terima dah, biar ngga jomblo kaya gue,hehe”
Reifan Saputra : “ gue seneng ko rie kalo lo jomblo”
Ririe Afryani : “ Reifan jahat kan L eh iya, malem minggu emang lo ngga ngapelin gebetan lo?”
Reifan Saputra : “ kan sama elo rie”
Ririe Afryani : “ maksudnya?”
Reifan Saputra : “ engga ko rie, gue off dulu yaa, see you leter honey :*”
Baru saja aku ingin membalas chat dari Reifan,chatnya offline. Aku bingung sendiri menghadapi sikap teman masa kecilku itu, foto profilnya jelas sekali fotoku, dia memanggilku “honey” tapi sudah memiliki gebetan. Sungguh aku bingung. “ Bodo amat ah, mending gue mandi” gumamku dalam hati ketika aku melihat jam yang sudah menunjukkan jam setengah 6 sore.
--------------------------------------------------
Jam 7 malam, seperti biasa aku mempelajari fisika di sudut kamarku yang bernuansa putih. Aku tak terpengaruh atmosfir ‘malam minggu’ seperti kebanyakan remaja pada umumnya. Aku sudah terbiasa sendirian saat malam minggu karena Long Distance Relationshipku dengan indra. Jadi etelah hubunganku dengan indra berakhir aku tak begitu galau karena malam minggu. Aku membuka pintu kaca di depanku dan membiarkan udara sejuk memasuki kamarku. Aku melanjutkan mengerjakan soal2 latihan fisika sambil menikmati segelas coklat panas yang ku buat setelah selesai mandi tadi. Baru mengerjakan 5 soal aku mendengar pintu kamarku di ketuk. “Rie, nih ada reifan.” Suara bundaku terdengar lembut di depan pintu kamarku, aku segera bangkit membuka pintu kamarku. “loh? Ngapain rei malem2?” kataku dari dalam kamar. “ tante tinggal yah rei” kata bundaku lalu berjalan mennjauhi kamarku. “emm masuk deh rei, gue lagi belajar jadi rada berantakan kamar gue.” Kataku sambil membuka pintu kamarku. Reifan hanya tersenyum dan masuk ke kamarku, reifan langsung ke pojok kamarku yang bersebrangan dengan meja kecil tempatku belajar. Reifan memperhatikan gitar milikku yang tergeletak di sana. “ lo bisa maen gitar rie? Gitar lo bagus nih.” Kata reifan sambil memperhatikan gitar milikku. “ engga bisa, pernah belajar tapi ngga bisa2, itu di beliin bokap.” Kataku sambil duduk dan melanjutkan pekerjaanku yang tertunda tadi. “ ngomong2 lo ngga jalan ama gebetan lo rei? Kan malem minggu.” Kataku sambil mengerjakan soal. “gebetan gue lagi belajar rie, ngga enak mau ngajak jalan.” Aku menghentikkan pekerjaanku sejenak, bukankah aku juga sedang belajar? Apa gebetan reifan sebenarnya aku? Buru2 aku menepis pikiranku dan mencoba berpikir positiv, mungkin kebetulan sama. “ rajin banget gebetan lo malem minggu belajar.” Kataku tanpa berpaling dari buku tebal di hadapanku. “ iya, makanya gue suka sama dia,dia orangnya baik,lucu,pinter,rajin, cantik,oke banget deh pokonya.” Aku menghentikan pekerjaanku sejenak, tapi mataku tetap tertuju pada buku tebal di hadapanku. “ ko berenti rie? Kenapa?” reifan bertanya padaku. “ gpp ko rei, Cuma lupa rumus,hehe” jawabku sambil tersenyum. Sebenarnya aku bukan melupakan rumus, tapi entah mengapa aku sedikit kesal mendengar reifan membicarakan tentang calon pacarnya. “ gue kira lo kenapa” jawa reifan sambil berjalan menuju balkon kamarku. Aku hanya memperhatikan reifan dari meja tempatku mengerjakan soal, aku memutuskan untuk menutup buku fisika ku dan membereskan buku2 ku yang berserakan di sekitarku. “udahan belajarnya rie?” kata reifan sambil membantuku membereskan buku2 milikku. “ iya udahan, pusing gue ngliatin angka mulu, eh iya katanya lu bawa nomer buat gue,mana2?” kataku setelah selesai membereskan buku2ku. Reifan tersenyum dan memberikan kartu perdana dan sehelai baju berwarna putih. Aku menerima kartu dan baju dengan heran. “ ko ada bajunya rei? Buat apaan nih?” kataku sambil membuka lipatan baju berwarna putih itu. “ buat lo pake rie, gue suka ngliat cewe pake baju model gini.” Lagi2 aku berpikir, apa maksud dari reifan sebenarnya? Bukankah reifan sudah memiliki orang yang akan menjadi calon pacarnya? Reifan tiba2 menggenggam tanganku kontan saja aku kaget. “ rie, sebenernya gue suka sama lu, selama ini yang gue bilang gebetan2 itu tuh elu, tapi lunya ngga nyadar2, lu mau ngga ngisi hati gue?” aku bengong mendengar pengakuan reifan, seperti bermimpi reifan mengatakan bahwa dia menyukaiku dan mnginginkanku menjadi kekasihnya, padahal baru 2 hari aku menyandang ststus jomblo seteleh putus dengan indra. Aku hanya diam dan memandang reifan. “ gue ngga bisa jawab sekaran rei.” Kataku sambil melepaskan genggaman tangan reifan. Aku lalu mengambil handphoneku untuk mengaktivkan nomor baruku. “ yaudah kalo udah ada jawabannya kasih tau gue yah rie, gue pulang dulu, gue sayang lo rie.” Kata reifan sambil melangkah keluar kamar,tadinya aku mau mengantarkan reifan sampai depan rumahku,tapi ku urungkan niatku dan segera menutup pintu kamarku. Sungguh aku tak menyangka apa yang beru saja di katakan oleh reifan. Benarkah dia menyukaiku? Bukankah kita sudah 12 tahun bersahabat? Mengapa tiba2 reifan menyatakan cinta padaku? Aku terus berpikir dan berpikir. akhirnya aku putuskan untuk tidak memykirkannya dan memfokuskan diri untuk ujianku yang semakin dekat.
--------------------------------------------------
Sudah seminggu sejak reifan menyatakan perasaannya padaku, aku tetap diam dan tidak menjawab. Setiap malam reifan mengirim pesan singkat ke handphoneku menanyakan jawabanku, tapi aku tak pernah menjawab. Aku hanya meminta bukti bahwa reifan sungguh2 dan tidak main2,tujuanku mengulur2 waktu hanya untuk menolak reifan secara halus,jadi aku tak perlu menyakiti hatinya karena aku menolak cintanya. Tentang indra, dia tak pernah lagi menggangguku,mungkin karena aku memblokir semua jejaring sosialnya dan mengganti nomor handphoneku.
10 hari berlalu sejak reifan menyatakan cinta padaku, aku masih saja mengulur waktu,reifan tetap mengantar dan menjemputku ke sekolah setiap hari tanpa pernah bisa aku menolaknya. Hari selasa sore itu aku merasa ada yang berbeda dari reifan,entah mengapa reifan lebih banyak diamsaat mengantarku pulang. Aku mencoba berpikir positive, mungkin reifan sudah lelah dan menyerah untuk mendapatkan jawaban ‘iya’ dariku. Setelah sampai di depan rumahku, reifan mengatakan sesuatu yang membuatku kaget, “ ntar jam 7 gue jemput,pake baju yang gue kasih waktu itu,plis gue mohon.” Aku hanya mengangguk tanpa bisa menolak. Setelah aku mengiyakan ajakannya reifan langsung berpamitan pulang padaku dan bundaku. Aku masih berpikir ada apa malam ini? Mengapa sepertinya reifan sangat memohon padaku? Aku mencoba berpikir positive, mungkin reifan ingin mengenalkanku pada kekasihnya. Syukurlah jika memang begitu.
Jam 7 malam aku sudah siap –entah mengapa- aku menggunakan baju berwarna putih pemberian dari reifan tempo hari dengan celana pendek yang juga berwarna putih, aku melapisi baju putihku dengan jaket berwarna abu2. Aku sedikit terpesona melihat penampilan reifan malam itu, celana jins warna putih dengan kaos berwarna putih dan sweeter berwarna baby yellow membuat reifan terlihat sedikit lebih keren dari biasanya. Aku berpamitan pada ayah dan bundaku dan keluar bersama reifan, entah kemana reifan akan membawaku. “gimana rie jawabannya?” kata2 reifan mengagetkanku. “ emm, lo buktiin aja dulu deh rei, kalo bukti lo bisa ngyakinin gue,gue terima,tapi kalo engga ya map aja yah rei.” Jawabku tanpa mengaihkan pandanganku dari jalan di sisi kananku, sudah lama sekali aku tak keluar di malam hari. Ramai sekali jalan malam ini, tiba2 reifan menghentikan motornya di tepi jalan yang cukup ramai,kulihat disana ada beberapa temanku semasa SD dulu,entah sedang apa mereka,reifan mengenggam tanganku dan berkata “ini khusus buat lo rie” aku yang masih tak mengerti dengan kelakuan reifan hanya berdiam diri melihat reifan berjalan ke trotoar pembatas jalan raya. Kulihat reifan berdiri dengan tegapnya lalu menarik nafas, kejadian selanjutnya sungguh diluar dugaanku, reian berteriak keras sekali hingga orang2 sekitar menoleh kearah reifan dan ke arahku, bahkan ada beberapa sepeda motor yang menghentikan kendaraanya sejenak hanya untuk sekedar melihat apa yang terjadi. Reifan berteriak “RIRIE AFRYANI,GUE SAYANG SAMA LO” Tuhan, jantungku berdegup kencang mendengar reifan berteriak seperti itu, seketika wajahku memanas,mungkin sudah berubah warna seperti kepiting rebus, seumur hidupku baru kali ini ada seorang lelaki yang begitu gigih ingin mendapatkan cintaku. Reifan berlari kearahku, mengenggam tanganku yang berkeringat karena gugup, lalu berkata “itu bukti kalo gue bener2 sayang sama lo rie, gimana? Lo mau kan ngisi hati gue?” reifan tersenyum puas. Aku masih tak menyangka reifan senekat itu, teman2 SDku meledek reifan dan aku, meminta pajak jadian bahkan aku belum menjawab ‘iya’. Reifan seketika menyalakan rokok di hadapanku, aku mendadak kesal,aku paling benci perokok. Melihat aku cemberut reifan seperti mengerti,lalu mematikan rokoknya dan kembali mengenggam tanganku,reifan kembali bertanya “ gimana rei jawabannya?” aku terdiam,bingung antara menerima dan menolak, “ maunya apa?” hanya itu jawaban dari mulutku, “ maunya iyah” reifan menjawab cepat sambil tersenyum. “yaudah” tanpa sadar aku menerima cinta reifan. Aku melihat ekspresi senang dari reifan, reifan tersenyum lebar kearahku dan menyerahkan sebungkus rokok miliknya beserta korek apinya. “ terserah ririe mau di apain, rei pasrah.” Aku hanya mengerenyitkan kening, aku menolak menerima rokok tersebut “ terserah lo aja rei, gue ngga mau maksa lo.” Kataku sambil tersenyum, “udah malem rei,pulang yuk.” Kataku pada reifan yang langsung di sambut anggukan ceria. Sugguh wajah reifan saat itu sangat berbinar, aku berharap semoga reifan benar2 mencintaiku dan tak akan pernah menyakitiku. Selama perjalanan pulang reifan menarik tanganku untuk memeluk pinggangnya, aku menurut saja memeluk reifan dari belakang, aku bisa mencium parfum reifan dari jarak sedekat ini, harum tubuhnya membuatku nyaman. Aku tak pernah sedekat ini dengan indra. Sesampainya si rumahku aku segera berpamitan untuk masuk kedalam rumah, saat aku sedang membuka pagar tiba2 reifan menarik tanganku dan mencium pipi kananku. Aku langsung masuk ke dalam rumahku dan melanjutkan masuk menuju kamarku tanpa berpamitan pada reifan, sungguh aku merasa sangat malu karena kejadian itu. Baru kusadari ternyata aku benar2 telah jatuh cinta pada sahabat masa kecilku itu. Sketika aku melupakan perihnya hatiku karena indra yang sekarang seperti menghilang dari hidupku. Aku memeriksa handphoneku yang sedari tadi aku silent di saku celana pendekku. Ada sms dari Reifan.
“ makasih udah mau nerima aku, aku janji ngga akan ngecewain kamu. Aku sayang kamu ayy.”
Aku tersenyum membaca sms dari kekasih baruku tersebut. Aku membalas singkat sms dari Reifan, berpamitan aku ingin tidur. Aku sangat mengantuk kerena sehari sebalumnya aku tidak tidur sama sekali. Baru kali ini aku merasa memiliki seseorang yang benar2 memperhatikanku. Semoga ini bukan hanya untuk hari ini, tapi juga untuk selamanya.
Cinta dan Persahabatan (?)