Pemerintah Kota Bekasi mendapati sejumlah perusahaan yang
berlokasi di sepanjang bantaran Kali Bekasi melanggar sejumlah peraturan yang
berlaku. Jika pelanggaran tak diperbaiki dan terus dilakukan, bukan tidak
mungkin perusahaan bersangkutan akan dipidanakan seperti yang dialami tiga
perusahaan sebelumnya.
Sabtu, 20 Desember 2014
Teori Etika Deontologi
Etika deontologis atau deontologi adalah
pandangan etika normatif yang menilai moralitas suatu tindakan
berdasarkan kepatuhan pada peraturan. Etika ini kadang-kadang disebut etika
berbasis "kewajiban" atau "obligasi" karena peraturan
memberikan kewajiban kepada seseorang. Etika deontologis biasanya dianggap
sebagai lawan dari konsekuensialisme, etika pragmatis, dan etika
kebajikan.
Sabtu, 22 November 2014
Masa Lalu? Nikmatin aja :)
Semua orang punya masa lalu, entah itu baik, buruk,
menyenangkan, menyedihkan atau bahkan menyakitkan. Tapi masa lalu hanya lah
masa lalu yang tak dapat lagi terulang, masa lalu hanya bisa di jadikan
pelajaran hidup, jika masa lalu itu indah, tentu akan menyenangkan ketika
diingat. Tapi, masa lalu menyedihkan dan menyakitkan mungkin akan membuka luka
lama ketika teringat. Dan yang dapat kita lakukan hanyalah menerima masa lalu
pahit dan menjadikannya pelajaran hidup.
Minggu, 02 November 2014
For The Rest Of My Life, I Love You :)
Bekasi, 30 oktober 2014
Kepada yang tersayang, Andri
Pratama
Rasanya begitu menyenangkan
menemukan seseorang yang begitu berbeda. Ya, aku dan kamu begitu berbeda. Tapi
entah mengapa aku sangat menikmati perbedaan itu. Dan tanpa kusadari, aku jatuh
cinta pada perbedaan kita. Ribuan hari telah kulewati bersama mu, mencoba
mengenali, memahami dan mendalami segala perbedaan di antara kita. Ya, pebedaan
yang begitu indah. Aku menyukai caramu berjalan yang jauh berbeda dengan
caraku. Aku menyukai mengerti jalanmu berfikir yang sangat berbeda dengan
caraku berfikir. Aku menyukai segala ketidak tertarikanmu untuk segala bidang
yang justru sangat aku sukai. Aku menyukai segala yang ada di dirimu, tentang
segala perbedan kita. Satu yang menyatukan kita, keyakinan.
Selasa, 28 Oktober 2014
Artikel Ekonomi & Bisnis
BANK MANDIRI KEMBANGKAN BISNIS KE HONGKONG
Berita
ekonomi hari ini – Bank Mandiri sukses
mengembangkan bisnis ke Hongkong. Hingga September 2014 ini, total transaksi trade
finance mencapai 406,5 juta dolar AS. Sementara, total
kredit yang disalurkan oleh perseroan melalui Bank Mandiri Hongkong menembus
angka 161,6 juta dolar AS.
Ekspansi
PT Bank Mandiri Tbk di Hongkong ini digunakan untuk
bisnis dua sisi, yaitu mendukung bisnis perusahaan di Indonesia menuju
Hongkong, maupun dari arah sebaliknya. Terjadi peningkatan drastis transaksi trade
finance dari periode yang sama tahun sebelumnya, yang mencapai 385 juta
dolar AS.
Senin, 27 Oktober 2014
Bisnis dan Etika
BISNIS
DAN ETIKA
Sebagian orang berpendapat kalau bisnis dan etika tidak
punya kaitan sama sekali. bisnis jika terlalu banyak mementingkan etika akan
semakin jauh tertinggal dengan kompetitor. pernyataan ini jelas sangat salah.
bayangkan saja bila satu perusahaan melakukan banyak cara yang tidak sesuai
dengan norma yang berlaku di masyrakat, bahkan cenderung tidak disukai
masyarakat, hal tersebut akan berdampak turunnya citra perusahaan di mata
masyarakat sebagai konsumen.
Sabtu, 07 Juni 2014
Semi Ilmiah
Semi Ilmiah
adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta umum dan menurut
metodologi panulisan yang baik dan benar, ditulis dengan bahasa konkret, gaya
bahasanya formal, kata-katanya teknis dan didukung dengan fakta umum yang dapat
dibuktikan benar atau tidaknya. Semi ilmiah ini juga merupakan sebuah penulisan
yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannya pun tidak
semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang
sintesis-analitis karena sering dimasukkan karangan non-ilmiah. Maksud dari
karangan non-ilmiah tersebut ialah karena jenis Semi Ilmiah memang masih banyak
digunakan misalnya dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan
cerpen. Karakteristiknya berada diantara ilmiah.
Jumat, 06 Juni 2014
Resensi novel "Summer Breeze"
Penulis :
Orizuka
Penerbit :
Puspa Swara
Terbit :
2008 (cetakan ke 7)
Tebal Buku :
216 halaman
Ringkasan Novel "Summer Breeze"
Ringkasan Novel “Summer Breeze”
Ares dan Orion adalah anak laki-laki kembar. Reina
adalah anak perempuan teman bermain Ares dan Orion sewaktu kecil. Mereka
bertiga berjanji untuk selalu bersama. Suatu hari mereka membuat surat
permohonan yang ditulis di kertas dan dimasukkan ke dalam kaleng biskuit lalu
di kubur dibawah pohon akasia di taman dekat rumah mereka, dan akan membaca
surat itu sepuluh tahun yang akan datang. Tapi tak lama kemudian Reina pindah
ke Amerika karena tugas Ayahnya. Membuat Ares dan Orion kecil sedih dan
kehilangan atas kepindahan Reina.
Kini Ares dan Orion sudah remaja, mereka kuliah di
tempat yang sama. Ares selalu dianggap bodoh oleh keluarganya, sehingga dia
menjadi pemuda yang emosional, skeptis, urakan, dan suka berkelahi, dia
mendapat julukan preman kampus. Berbeda dengan Orion, dia mahasiswa yang berprestasi di bidang akademik dan
olahraga, dan dia menjadi bintang di kampusnya dan menjadi kebanggaan orang
tuanya.
Sabtu, 03 Mei 2014
Teori Proposal
Teori Tentang Proposal
Pada
dasarnya, proposal penelitian merupakan rencana penelitian yang akan
dilaksanakan. Dengan demikian, proposal paling tidak memuat (1) lingkup masalah
dan perumusan masalah; (2) aspek relevansi teori dengan permasalahan yang
diketengahkan dalam penelitian; (3) metodologi penelitian; (4) instrumen
penelitian; (5) teknik analisa data; dan (6) rencana kegiatan penelitian.
Dari
Mana Ide Penelitian Diperoleh ??
a.
Kehidupan Sehari-hari
Topik/ide
penelitian sebenarnya banyak di sekitar kita. Jika mengambil dari kehidupan
sehari-hari, sebagai mahasiswa maupun karyawan kita bisa melihat banyak
fenomena yang terjadi di kampus maupun di kantor. Misalnya pada suatu kelas terdiri
dari 20 mahasiswa. Untuk mata kuliah Metode Penelitian sebagian besar (lebih
dari 50%) mahasiswa tidak lulus atau harus mengulang. Naah..ini masalah….
ketika masalah sudah ada, kita bisa melihat apa yang menyebabkannya. Ambil dari
fenomena di lapangan dan kuatkan dengan teori yang berkembang, misalnya metode
pengajaran dosen yang membosankan, kebisingan kelas, materi pelajarannya yang
terlalu banyak dll. Dari masalah ini kita menentukan ide yaitu pengaruh metode
pengajaran, sifat kepribadian dosen, bla.bla terhadap prestasi pelajaran
mahasiswa.
b.
Masalah Praktis
Ide
juga bisa timbul dari masalah praktis. Misalnya, direktur perusahaan menerima
laporan bahwa tingginya angka perputaran (turnover) pegawai, padahal gaji yang
diberikan sudah di atas standar. Jadi disinilah letak masalahnya, ketika
turnover tinggi maka paling tidak akan merugikan bagi perusahaan dalam dua hal,
pertama, biaya yang dikeluarkan untuk proses rekrutmen sampai dengan pelatihan.
Dan kedua, pegawai yang baru tentu saja harus beradaptasi dengan lingkungan
kerja baru, sehingga tentu saja akan mempengaruhi suasana kerja.
Setelah
itu, ide ini harus dikembangkan dengan melakukan kajian teori mengenai
faktor-faktor penyebab turnover dan lakukan crosscek dengan fenomena di
lapangan. Sehingga akan ditemukan ide yang lebih luas, misalnya gaji yang
diberikan tinggi tapi tidak ada jalur karir, atasan yang terlalu otoriter, dll.
c.
Hasil Penelitian sebelumnya dan teori yang berkembang
Ide
juga bisa datang dari penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Misalnya
hasil penelitian yang diungkap dalam sebuah jurnal menyatakan bahwa kecerdasan
emosi mempengaruhi kesuksesan seseorang, namun ada juga penelitian yang
menyatakan bahwa IQ lebih berpengaruh. Dari dua hasil penelitian ini menarik untuk
dijadikan ide atau topik penelitian yang baru.
Yang
perlu diperhatikan
Beberapa
hal yang perlu mendapat perhatian sebelum memutuskan apakah topik yang akan
dipilih diteliti atau tidak antara lain :
Pertama,
mengenai keterbatasan waktu. Peneliti harus melihat apakah waktu yang ada cukup
untuk meneliti suatu masalah. Waktu juga berpengaruh terhadap jenis penelitian
yang akan dilakukan (jenis-jenis penelitian akan dijelaskan lebih lanjut). Jika
untuk melakukan penelitian eskperimen mengenai pengaruh metode pengajaran
terhadap prestasi siswa. Penelitian seperti ini tidak mungkin dilakukan dalam
waktu yang singkat, mengingat metode pengajaran yang diberikan tidak mungkin
hanya dilakukan pada satu sesi kemudian prestasi diukur. Paling tidak, agar
efektif metode pengajaran dilakukan beberapa kali, dan prestasi siswa dapat
dilihat pada akhir semester. Jika waktu yang tersedia memang terbatas, ada
baiknya peneliti merubah topik atau merubah metode penelitian yang akan
dilakukan.
Kedua,
tingkat kesulitan. Peneliti perlu memperhatikan apakah topik yang akan dipilih
apakah mudah atau sulit untuk dilakukan. Jika akan meneliti pengaruh motivasi
terhadap kinerja, maka apakah peneliti dapat memberikan kuesioner untuk dijawab
? dapatkah motivasi diukur ? apakah ada pihak-pihak yang kurang mendukung ? dan
berbagai kendala lainnya. Untuk meminimalisir hal-hal semacam ini, yang perlu
dilakukan akan melakukan penelitian awal. Jika memang topik penelitian sulit
dilakukan, maka sebaiknya peneliti mengganti dengan topik lain. Kesulitan lain
juga datang dari diri sendiri, yaitu penguasaan materi. Untuk meneliti sebuah
masalah, peneliti harus menguasai konsep dasar teorinya, sehingga peneliti tau
benar apa yang sebenarnya dilakukannya.
Ketiga,
ketersediaan subjek. Perlu dipertimbagkan apakah subjek penelitian dapat dengan
mudah diperoleh. Misalnya seperti penelitian tentang motivasi dan kinerja di
atas. Apakah subjeknya mudah didapatkan ? jika meneliti pada beberapa
perusahaan, maka apakah ijin penelitian mudah didapatkan ? dan apakah pegawai
yang akan diteliti mau dijadikan subjek penelitian ?. Jika subjek yang akan
diteliti mudah untuk didapatkan maka topik penelitian dapat dilanjutkan.
Keempat,
pengukuran dan ketersediaan peralatan. Misalnya untuk motivasi pada contoh di
atas termasuk hal yang sulit untuk diukur mengingat faktor motivasi sendiri
dipengaruhi oleh banyak faktor. Jika motivasi diukur berdasarkan perilaku yang
tampak, maka indikator seperti tidak mudah menyerah, berdisiplin, dll dapat
dijadikan acuan. Lalu siapa yang mengukur ? apakah subjek sendiri atau orang
lain ?.
Dan
terakhir adalah etika. Etika penelitian merupakan sekumpulan aturan mengenai
apa saja yang harus diperhatikan dalam melakukan penelitian. Tidak membahayakan
dan berpengaruh negatif terhadap subjek penelitian adalah salah satu etika
penelitian yang harus dijaga. Misalnya penelitian tentang kepemimpinan di
sebuah kantor. Data penelitian dikumpulkan dari angket, maka sedapat mungkin
peneliti harus merahasiakan profil responden karena memuat pendapatnya tentang
pimpinan.
SISTEMATIKA
PROPOSAL
Umumnya,
proposal penelitian memuat hal-hal sebagai berikut :
BAB
I Pendahuluan
1.1.
Latar Belakang Masalah
1.2.
Identifikasi Masalah dan Batasan masalah
1.3.
Rumusan Masalah
1.4.
Tujuan Penelitian
1.5.
Kegunaan Penelitian
Bab
II Landasan teori (Kajian Pustaka)
2.1.
Teori variabel (dependen , independen)
2.2.
Penelitian relevan
2.3.
Kerangka Berpikir
2.4.
Hipotesis yang diajukan
Bab
III Metodologi
3.1.
Metode Penelitian (jenis penelitian)
3.2.
Waktu dan tempat
3.3.
Populasi dan sampel
3.4.
Teknik Pengumpulan Data
- Jenis dan sumber data
- Instrumen
- Definisi Operasional (kisi-kisi)
3.5.
Teknik Analisis data
3.6.
Jadwal Penelitian
Daftar
Pustaka
Hendry. “Menyusun Proposal
Penelitian”. http://teorionline.wordpress.com/2010/01/23/menyusun-proposal-penelitian/
(diakses 3 mei 2014)
Herera, Astried . ”Teori Proposal” http://astriedherera46.blogspot.com/2014/04/tugas-4-bahasa-indonesia_22.html
(di akses 3 mei 2014)
Proposal
I.
LATAR BELAKANG
Perkembangan zaman yang
semakin modern, menjadi sebuah tantangan untuk manusia dalam mengembangkan
kreatifitas yang telah mereka miliki. Kreatifitas yang mereka miliki
diujikan atau diimplementasikan kedalam kehidupan
sehari – hari dalam bidang apapun yang untuk membuat sebuah inovasi agar dapat
membantu meringankan pekerjaan manusia khususnya dalam bidang teknologi. Saaat ini, teknologi menjadi salah satu
media yang paling popular atau paling banyak digunakan untuk menyampaikan
informasi, maupun untuk membantu manusia dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya.
Banyak inovasi – inovasi kreatif yang sudah diciptakan manusia.
Perbedaan Karangan
Perbedaan Karangan
Karangan fiksi adalah karangan yang berisi kisahan
atau cerita yang dibuat berdasarkan khayalan atau imajinasi pengarang. Fiki
atau cerita rekaan biasanya berbentuk roman, novel, dan cerita pendek (cerpen).
Fiksi ilmiah atau fiksi ilmu pengetahuan adalah fiksi yang ditulis berdasarkan
ilmu pengetahuan, teori, atau spekulasi ilmiah.
Ciri-ciri karangan fiksi :
- berusaha menghidupkan perasaan atau menggugah emosi pembacanya
- dipengaruhi oleh subyektivitas pengarangnya.
- bahasa bermakna denotatif (yaitu makna sebenarnya) juga konotatif, asosiatif (yaitu makna tidak sebenarnya), ekspresif (yaitu memberi bayangan suasana pribadi pengarang), sugestif (yaitu bersifat mempengaruhi pembaca), dan plastis (yaitu bersifat indah untuk menggugah perasaan pembaca).
Karangan nonfiksi adalah karangan yang dibuat berdasarkan fakta, realita, atau hal-hal yang
benar-benar dan terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari.
Ciri-ciri tulisan nonfiksi :
- biasanya berbentuk tulisan ilmiah dan ilmiah populer, laporan, artikel, feature, skripsi, tesis, disertasi, makalah, dan sebagainya.
- Karangan nonfiksi berusaha mencapai taraf obyektivitas yang tinggi, berusaha menarik dan
menggugah nalar (pikiran) pembaca.
- Bahasa bersifat denotatif dan menunjuk pada pengertian yang sudah terbatas sehingga tidak bermakna ganda
Ciri-ciri karangan fiksi :
- berusaha menghidupkan perasaan atau menggugah emosi pembacanya
- dipengaruhi oleh subyektivitas pengarangnya.
- bahasa bermakna denotatif (yaitu makna sebenarnya) juga konotatif, asosiatif (yaitu makna tidak sebenarnya), ekspresif (yaitu memberi bayangan suasana pribadi pengarang), sugestif (yaitu bersifat mempengaruhi pembaca), dan plastis (yaitu bersifat indah untuk menggugah perasaan pembaca).
Karangan nonfiksi adalah karangan yang dibuat berdasarkan fakta, realita, atau hal-hal yang
benar-benar dan terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari.
Ciri-ciri tulisan nonfiksi :
- biasanya berbentuk tulisan ilmiah dan ilmiah populer, laporan, artikel, feature, skripsi, tesis, disertasi, makalah, dan sebagainya.
- Karangan nonfiksi berusaha mencapai taraf obyektivitas yang tinggi, berusaha menarik dan
menggugah nalar (pikiran) pembaca.
- Bahasa bersifat denotatif dan menunjuk pada pengertian yang sudah terbatas sehingga tidak bermakna ganda
Sumber :
Karnadi,Yadi . 2013 “Perbedaan
Karangan Fiksi dan Nonfiksi” dalam http://www.yadi82.com/2013/11/perbedaan-karangan-fiksi-dan-karangan.html
(di akses 3 mei 2014)
Karangan Populer : Hari Buruh Internasional 1 Mei 2014
Hari buruh atau yang biasa di sebut Mayday tahun ini
sepertinya agak sedikit berbeda dari tahun tahun sebelumnya. Mayday tahun ini
sudah menjadi hari libur nasional. Yang artinya saya tidak perlu melihat atau
terjebak iring iringan buruh seperti tahun-tahun lalu. Ya, setidaknya ada 1
tuntutan para buruh yang –menurut saya- cukup masuk akal untuk di realisasikan.
Mengapa saya bisa bilang begitu? Saya pernah membaca headline di salah satu
media online “Bagi Buruh, Mendapatkan rumah layak huni masih mimpi” yang isinya
berupa keluhan buruh saat demo beserta 10 tuntutan buruh nya.
Senin, 31 Maret 2014
Metode Ilmiah dan Sikap Ilmiah
Metode Ilmiah
Metode
ilmiah atau dalam bahasa inggris dikenal sebagai scientific method
adalah proses berpikir untuk memecahkan masalah secara sistematis,empiris, dan
terkontrol.
Metode
ilmiah berangkat dari suatu permasalahan yang perlu dicari jawaban atau
pemecahannya. Proses berpikir ilmiah dalam metode ilmiah tidak berangkat dari
sebuah asumsi, atau simpulan, bukan pula berdasarkan data atau fakta
khusus. Proses berpikir untuk memecahkan masalah lebih berdasar kepada masalah
nyata. Untuk memulai suatu metode ilmiah, maka dengan demikian pertama-tama
harus dirumuskan masalah apa yang sedang dihadapi dan sedang dicari
pemecahannya. Rumusan permasalahan ini akan menuntun proses selanjutnya.
Dalam metode ilmiah, proses berpikir dilakukan secara
sistematis dengan bertahap, tidak zig-zag. Proses berpikir yang sistematis ini
dimulai dengan kesadaran akan adanya masalah hingga terbentuk sebuah
kesimpulan. Dalam metode ilmiah, proses berpikir dilakukan sesuai
langkah-langkah metode ilmiah secara sistematis dan berurutan.
Setiap metode ilmiah selalu disandarkan pada data empiris.
maksudnya adalah, bahwa masalah yang hendak ditemukan pemecahannya atau
jawabannya itu harus tersedia datanya, yang diperoleh dari hasil pengukuran
secara objektif. Ada atau tidak tersedia data empiris merupakan salah satu
kriteria penting dalam metode ilmiah. Apabila sebuah masalah dirumuskan lalu
dikaji tanpa data empiris, maka itu bukanlah sebuah bentuk metode ilmiah.
Di saat melaksanakan metode ilmiah, proses berpikir
dilaksanakan secara terkontrol. Maksudnya terkontrol disini adalah, dalam
berpikir secara ilmiah itu dilakukan secara sadar dan terjaga, jadi apabila ada
orang lain yang juga ingin membuktikan kebenarannya dapat dilakukan seperti apa
adanya. Seseorang yang berpikir ilmiah tidak melakukannya dalam keadaan
berkhayal atau bermimpi, akan tetapi dilakukan secara sadar dan terkontrol.
Langkah-Langkah Metode Ilmiah
Karena metode ilmiah dilakukan secara sistematis dan
berencana, maka terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan secara urut dalam
pelaksanaannya. Setiap langkah atau tahapan dilaksanakan secara terkontrol dan
terjaga. Adapun langkah-langkah metode ilmiah adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan Masalah
Berpikir
ilmiah melalui metode ilmiah didahului dengan kesadaran akan adanya masalah.
Permasalahan ini kemudian harus dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya. Dengan
penggunaan kalimat tanya diharapkan akan memudahkan orang yang melakukan metode
ilmiah untuk mengumpulkan data yang dibutuhkannya, menganalisis data tersebut,
kemudian menyimpulkannya.Permusan masalah adalah sebuah keharusan. Bagaimana
mungkin memecahkan sebuah permasalahan dengan mencari jawabannya bila
masalahnya sendiri belum dirumuskan?
2. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis
adalah jawaban sementara dari rumusan masalah yang masih memerlukan pembuktian
berdasarkan data yang telah dianalisis. Dalam metode ilmiah dan proses berpikir
ilmiah, perumusan hipotesis sangat penting. Rumusan hipotesis yang jelas dapat
memabntu mengarahkan pada proses selanjutnya dalam metode ilmiah. Seringkali
pada saat melakukan penelitian, seorang peneliti merasa semua data sangat
penting. Oleh karena itu melalui rumusan hipotesis yang baik akan memudahkan
peneliti untuk mengumpulkan data yang benar-benar dibutuhkannya. Hal ini
dikarenakan berpikir ilmiah dilakukan hanya untuk menguji hipotesis yang telah
dirumuskan.
3. Mengumpulkan Data
Pengumpulan
data merupakan tahapan yang agak berbeda dari tahapan-tahapan sebelumnya dalam
metode ilmiah. Pengumpulan data dilakukan di lapangan. Seorang peneliti yang
sedang menerapkan metode ilmiah perlu mengumpulkan data berdasarkan hipotesis
yang telah dirumuskannya. Pengumpulan data memiliki peran penting dalam metode
ilmiah, sebab berkaitan dengan pengujian hipotesis. Diterima atau ditolaknya
sebuah hipotesis akan bergantung pada data yang dikumpulkan.
4. Menguji Hipotesis
Sudah
disebutkan sebelumnya bahwa hipotesis adalah jawaban sementaradari suatu
permasalahan yang telah diajukan. Berpikir ilmiah pada hakekatnya merupakan
sebuah proses pengujian hipotesis. Dalam kegiatan atau langkah menguji
hipotesis, peneliti tidak membenarkan atau menyalahkan hipotesis, namun
menerima atau menolak hipotesis tersebut. Karena itu, sebelum pengujian
hipotesis dilakukan, peneliti harus terlebih dahulu menetapkan taraf signifikansinya.
Semakin tinggi taraf signifikansi yang tetapkan maka akan semakin tinggi pula
derjat kepercayaan terhadap hasil suatu penelitian.Hal ini dimaklumi karena
taraf signifikansi berhubungan dengan ambang batas kesalahan suatu pengujian
hipotesis itu sendiri.
5. Merumuskan Kesimpulan
Langkah
paling akhir dalam berpikir ilmiah pada sebuah metode ilmiah adalah kegiatan
perumusan kesimpulan. Rumusan simpulan harus bersesuaian dengan masalah yang
telah diajukan sebelumnya. Kesimpulan atau simpulan ditulis dalam bentuk
kalimat deklaratif secara singkat tetapi jelas. Harus dihindarkan untuk menulis
data-data yang tidak relevan dengan masalah yang diajukan, walaupun dianggap
cukup penting. Ini perlu ditekankan karena banyak peneliti terkecoh dengan
temuan yang dianggapnya penting, walaupun pada hakikatnya tidak relevan dengan
rumusan masalah yang diajukannya.
SIKAP ILMIAH
Istilah sikap
dalam bahasa Inggris disebut “Attitude”
sedangkan istilah attitude sendiri berasal dari bahasa latin yakni “Aptus” yang berarti keadaan siap secara
mental yang bersifat untuk melakukan kegiatan. Triandis mendefenisikan sikap
sebagai : “ An attitude ia an idea
charged with emotion which predis poses a class of actions to aparcitular
class of social situation” .Rumusan di atas diartikan bahwa sikap
mengandung tiga komponen yaitu komponen kognitif, komponen afektif dan
komponen tingkah laku. Sikap selalu berkenaan dengan suatu obyek dan sikap
terhadap obyek ini disertai dengan perasaan positif atau negatif.Secara umum dapat
disimpulkan bahwa sikap adalah suatu kesiapan yang senantiasa cenderung untuk
berprilaku atau bereaksi dengan cara tertentu bilamana diperhadapkan dengan
suatu masalah atau obyek.
Menurut Baharuddin (1982:34) mengemukakan bahwa :”Sikap ilmiah pada dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh para Ilmuwan saat mereka melakukan kegiatan sebagai seorang ilmuwan. Dengan perkataan lain kecendrungan individu untuk bertindak atau berprilaku dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui langkah-langkah ilmiah. Beberapa sikap ilmiah dikemukakan oleh Mukayat Brotowidjoyo (1985 :31-34) yang biasa dilakukan para ahli dalam menyelesaikan masalah berdasarkan metode ilmiah, antara lain :
a)
Sikap ingin tahu : apabila menghadapi suatu masalah
yang baru dikenalnya,maka ia beruasaha mengetahuinya
b)
Senang mengajukan pertanyaan tentang obyek dan
peristiwa
c)
Kebiasaan menggunakan alat indera sebanyak
mungkin untuk menyelidiki suatu masalah
d)
Memperlihatkan gairah dan kesungguhan dalam
menyelesaikan eksprimen.
e)
Sikap kritis : Tidak langsung begitu saja
menerima kesimpulan tanpa ada bukti yang kuat
f)
Kebiasaan menggunakan bukti – bukti pada waktu menarik
kesimpulan
g)
Tidak merasa paling benar yang harus diikuti oleh orang
lain
h)
Bersedia mengubah pendapatnya berdasarkan bukti-bukti
yang kuat.
i)
Sikap obyektif : Melihat sesuatu sebagaimana adanya
obyek itu, menjauhkan bias pribadi dan tidak dikuasai oleh pikirannya sendiri.
Dengan kata lain mereka dapat mengatakan secara jujur dan menjauhkan kepentingan
dirinya sebagai subjek.
j)
Sikap ingin menemukan : Selalu memberikan
saran-saran untuk eksprimen baru; kebiasaan menggunakan eksprimen-eksprimen
dengan cara yang baik dan konstruktif; selalu memberikan konsultasi yang baru
dari pengamatan yang dilakukannya.
Sikap menghargai karya orang lain, Tidak akan mengakui dan memandang karya orang lain sebagai karyanya, menerima kebenaran ilmiah walaupun ditemukan oleh orang atau bangsa lain.
Sikap menghargai karya orang lain, Tidak akan mengakui dan memandang karya orang lain sebagai karyanya, menerima kebenaran ilmiah walaupun ditemukan oleh orang atau bangsa lain.
k)
Sikap tekun : Tidak bosan mengadakan penyelidikan,
bersedia mengulangi eksprimen yang hasilnya meragukan’ tidak akan berhenti
melakukan kegiatan –kegiatan apabila belum selesai; terhadap hal-hal yang ingin
diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.
l)
Sikap terbuka : Bersedia mendengarkan argumen orang
lain sekalipun berbeda dengan apa yang diketahuinya.buka menerima kritikan dan
respon negatif terhadap pendapatnya.
Lebih rinci Diederich mengidentifikasikan 19 komponen sikap ilmiah sebagai berikut :
Lebih rinci Diederich mengidentifikasikan 19 komponen sikap ilmiah sebagai berikut :
1)
Selalu meragukan sesuatu.
2)
Percaya akan kemungkinan penyelesaian masalah.
3)
Selalu menginginkan adanya verifikasi eksprimental.
4)
T e k u n.
5)
Suka pada sesuatu yang baru.
6)
Mudah mengubah pendapat atau opini.
7)
Loyal etrhadap kebenaran.
8)
Objektif
9)
Enggan mempercayai takhyul.
10) Menyukai
penjelasan ilmiah.
11) Selalu
berusaha melengkapi pengetahuan yang dimilikinya.
12) Tidak
tergesa-gesa mengambil keputusan.
13) Dapat
membedakan antara hipotesis dan solusi.
14) Menyadari
perlunya asumsi.
15) Pendapatnya
bersifat fundamental.
16) Menghargai
struktur teoritis
17) Menghargai
kuantifikasi
18) Dapat
menerima penegrtian keboleh jadian dan,
19) Dapat
menerima pengertian generalisasi
Daftar Pustaka
Faiq,Muhammad.2013 “Pengertian Metode Ilmiah dan langkah-langkahnya” dalam http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/07/pengertian-dan-langkah-langkah-metode-ilmiah.html
(di akses 31 maret 2014)
Ulum,bahrul.2007 “Sikap Ilmiah” dalam http://blogbahrul.wordpress.com/2007/11/28/sikap-ilmiah/
(di akses 31 maret 2014)
Langganan:
Postingan (Atom)