Ringkasan Novel “Summer Breeze”
Ares dan Orion adalah anak laki-laki kembar. Reina
adalah anak perempuan teman bermain Ares dan Orion sewaktu kecil. Mereka
bertiga berjanji untuk selalu bersama. Suatu hari mereka membuat surat
permohonan yang ditulis di kertas dan dimasukkan ke dalam kaleng biskuit lalu
di kubur dibawah pohon akasia di taman dekat rumah mereka, dan akan membaca
surat itu sepuluh tahun yang akan datang. Tapi tak lama kemudian Reina pindah
ke Amerika karena tugas Ayahnya. Membuat Ares dan Orion kecil sedih dan
kehilangan atas kepindahan Reina.
Kini Ares dan Orion sudah remaja, mereka kuliah di
tempat yang sama. Ares selalu dianggap bodoh oleh keluarganya, sehingga dia
menjadi pemuda yang emosional, skeptis, urakan, dan suka berkelahi, dia
mendapat julukan preman kampus. Berbeda dengan Orion, dia mahasiswa yang berprestasi di bidang akademik dan
olahraga, dan dia menjadi bintang di kampusnya dan menjadi kebanggaan orang
tuanya.
Perlakuan Ayah sangat berbeda terhadap Ares dan
Orion, Ares hanya dianggap pembuat masalah dalam keluarga. Ayah sering memukuli
Ares, setiap Ares terlibat masalah tanpa peduli apa masalahnya, sebenarnya Ares
tidak seperti yang orang lain kira, dia memang berbeda dengan saudara
kembarnya, Ares penderita disleksia, dia merahasiakan dari keluarganya, hanya
Ares dan dokter Affandi yang mengetahui hal itu.
Bagi Ares, Reina sudah menghianati janjinya, tidak
pernah ada kabar sedikitpun dari Reina. Ares tidak ingin mengingat lagi tentang
Reina, dia berusaha melupakannya meskipun dihatinya dia masih mengharapkannya.
Sudah sepuluh tahun berlalu, toh Reina tidak datang juga untuk memenuhi
janjinya untuk bersama membuka dan membaca surat yang mereka buat seperti
janjinya sepuluh tahun lalu.
Orion berhasil menemukan kontak dengan Reina
melalui friendster. Mereka menjalin hubungan melalui dunia maya tersebut.
Setiap malam dia berusaha menghubungi Reina melalui chat room.
Pagi itu adalah hari ulang tahun Ares dan Orion
yang ke 20, Ayah dan Ibu membuat kejutan pada waktu mereka makan pagi bersama,
mereka memberikan kado istimewa, Ayah sengaja mendatangkannya lagsung dari
Amerika. Kado istimewa itu ternyata Reina yang diundang Ayah untuk bisa datang
pada hari ulang tahun Ares dan Orion.
Orion sangat terkejut dan senang sekali atas
kedatangan Reina, Reina tumbuh menjadi gadis cantik sekarang. Orion sangat
mengharapkan pertemuan ini, karena Orion juga meyayangi Reina. Gadis yang
selalu hadir dalam mimpinya dan pikirannya selama ini. Reina pun senang, karena
akhirnya bisa bertemu dengan Ares dan Orion.
Meskipun terkejut dan senang, tapi Ares
menyembunyikan perasaan itu dan tidak mau menunjukannya kepada Reina, dia masih
merasa kecewa, marah karena kepergian Reina saat itu.Reina sedih melihat sikap
Ares. Karena sebenarnya alasan Reina untuk bisa datang kembali ke Indonesia
adalah Ares. Dia sangat menyayangi dan merindukan Ares.
Selama di Indonesia Reina akan tinggal dirumah
mereka. Reina memilih tidur dikamar Ares yang berantakan dan dipenuhi
poster-poster penyanyi idola Ares. Pilihan Reina membuat Orion dan Ibu merasa
heran, dan membuat Ares kesal.
Orion mengajak Reina untuk menemaninya latihan
basket di kampusnya. Orion adalah bintang di teamnya, karena permainannya
memang bagus. Ada yang tidak suka atas prestasi Orion, dia Raul pesaing team
basket di kampus Orion. Karena sebentar lagi akan diadakan turnamen basket
antar mahasiswa. Raul menginginkan dia bisa menjadi kapten di team yang selama
ini dipegang Orion.
Raul adalah pengecut yang hanya berani mengeroyok
orang yang dianggap menghalanginya dengan menyuruh anak buahnya. Dia juga
menyukai Lala gadis cantik dikampusnya yang pernah menjadi kekasih Orion dan
dekat dengan Ares.
Reina berusaha menemui Ares, yang sedang main band
di cafe bersama teman-temannya malam itu. Reina berhasil pergi tanpa diketahui
Orion dan Ayah Ibu, dia menuju cafe dimana Ares sedang bermain band. Ares
terkejut dan marah melihat Reina bisa ada di cafe itu. Bagi Reina malam itu
adalah kesempatannya untuk mengungkapkan rasa rindu dan sayangnya serta
menjelaskan yang telah terjadi selama ini kepada Ares. Reina berhasil
meyakinkan Ares, dan akhirnya Ares mempercayai Reina dan kembali bersikap baik.
Malam itu juga dirumah, Ayah Ibu dan Orion
menunggu kedatangan Reina. Setelah diketahui Reina datang dengan Ares, tanpa
mendengarkan penjelasan dari Reina, Ayah langsung memarahi dan memukul Ares.
Keadaan biasa yang sering diterima Ares atas perlakuan Ayahnya itu membuat
Reina sedih dan berusaha menjelaskan kepada orang tua Ares bahwa malam itu
semua adalah keinginan Reina dan bukan salah Ares.
Tapi itu belum menyelesaikan masalah, Orion masih
dendam karena Reina ternyata memilih Ares, dan dia berusaha menghajar Ares,
merekapun terlibat perkelahian. Orion bukanlah jago berkelahi seperti Ares. Orion merasa Reina telah
direbut ole Ares dengan cara yang licik.
Setelah peristiwa itu, hubungan Ares dan Orion
semakin buruk. Mereka tidak
pernah bicara satu sama lain. Terlebih Ares melihat Reina sedang menunggui
Orion latihan basket di kampus.
Sore itu sepulang dari kuliah, Ares sudah ditunggu
oleh Reina dan Orion untuk ke taman dimana mereka pernah membuat surat
permohonan yang dikubur dibawah pohon akasia. Mereka akan membacanya bersama.
Orion menulis keinginannya untuk menjadi arsitek. Ares menulis keinginannya
’aku pengen pegi ke bufan masa Ayah dan Ibu’, dengan ejaan yang salah, karena
saat menulis surat itu, Ares masih mengalami gangguan menulis yang parah.
Membaca surat permohonan itu sekarang benar-benar
membuka luka lama buat Ares. Reina sudah diberitahu Ares bahwa dia menderita
disleksia, dan itu tidak merubah rasa sayang Reina terhadap Ares. Reina
berusaha meyakinkan rasa sayangnya kepada Ares dengan menunjukkan surat yang
telah ditulisnya sepuluh tahun lalu, yaitu ’ Reina pengen selalu bersama Ares,
habis Reina suka sama Ares!’
Ares merasa perubahan besar dalam hidupnya.
Seseorang mengharapkannya. Seseorang memilihnya. Seseorang suka padanya.
Seseorang bernama Reina. Gadis yang selama sepuluh tahun ini memenuhi
mimpi-mimpinya. Gadis yang sangat diinginkannya lebih dari apapun didunia. Dan
sekarang gadis itu ada tepat didepannya.
Ares pun kini mempunyai semangatnya lagi. Dia
ingin mewujudkan cita-citanya untuk menjadi pilot. Dia bekerja dan mengumpulkan
uang untuk dapat membiayai dirinya masuk sekolah pilot di Deraya, sekolah
penerbangan yang ada di bandara Halim Perdana Kusuma. Dia ingin membuktikan
bahwa dia mampu mewujudkan cita-citanya.
Turnamen basket antar mahasiswa tinggal beberapa
hari lagi. Orion berlatih basket ditemani Reina. Orion mendapat ancaman dari
Raul. Raul akan menghabisi Orion jika dia tidak mau menyerahkan gelar kapten
team pada Raul. Orion tidak peduli dengan ancaman Raul. Manager team basketpun
tetap memilih Orion sebagai Kapten team itu.
Hari yang ditunggu datang juga, Orion siap
bertanding di turnamen itu. Reina
dan Lala sudah ada di bangku penonton memberi support untuk Orion. Kali ini
Orion ingin sekali Ares melihatnya bertanding. Orion mencari Ares diantara
penonton, tapi dia tidak mendapatkannya. Orion kecewa, tapi dari tempat
tersembunyi ternyata Ares melihat pertandingan basket Orion. Ares bangga,
melihat permainan Orion.
Orion bermain full time tanpa diganti untuk
beristirahat oleh manager teamnya. Orion kelelahan dengan tenaga yang sudah
habis, akhirnya team basket kampus Orion berhasil menang tipis dari team lawan.
Tapi kelelahannya terbayar sudah ketika dia melihat Ares ternyata ada disana
untuk melihatnya bertanding.
Tapi diantara kebahagian Orion saat itu, Raul yang
penuh dendam, bersama anak buahnya sudah siap untuk menghabisi Orion. Raul
menemui Orion dan membawanya ketempat yang sudah direncanakan Raul, dimana anak
buahnya sudah bersiap menghabisi Orion.
Dalam perjalanan menemui Reina di depan kampus,
Ares melihat segerombolan orang berjalan tergesa. Dan dia mengenali orang-orang
itu adalah anak buah Raul yang pernah berkelahi dengannya. Ares menyadari bahwa
ada sesuatu yang tidak beres saat itu, dia teringat pada Orion. Ares mencari
Orion dan menemukan Orion sedang di keroyok oleh kelompok Raul. Ares tau Orion
bukanlah jago berantem seperti dia. Ares langsung menolong Orion, diapun
terlibat dalam perkelahian yang tak imbang itu.
Orion jatuh setelah dipukuli. Orion terus berusaha
melawan kelompok Raul. Tanpa diketahui Ares, dari belakang dia diserang oleh
lawan yang membawa potongan balok kayu dan memukul kepala Ares. Ares terjatuh
berlumuran darah yang keluar dari kepalanya. Reina dan Lala yang sedari tadi
hanya bisa melihat dan menanggis, menjerit melihat Ares jatuh tak sadarkan
diri.
Ares dibawa ke rumah sakit, dia koma hampir satu
jam dan baru siuman dari operasi beberapa hari setelah itu. Dokter menyatakan
Ares gegar otak. Ayah sangat sedih, dengan setia Ayah menunggu di sisi Ares
sampai Ares tersadar.
Akhirnya Ares membuka matanya, dia sadar dan
melihat orang-orang yang disayanginya ada dikelilingnya. Keadaan Ares membuat
semua yang ada merasa terharu melihatnya. Reina hampir menangis, namun dia
bahagia karena akhirnya dia bisa melihat Ares tersadar dari koma.
Dua bulan setelah Ares diperbolehkan pulang dari
rumah sakit, dengan setia Reina mendampinginya. Reina telah membatalkan
rencananya untuk kembali ke Amerika sejak peristiwa sore itu. Dia hanya ingin selalu bersama Ares, dan
selalu ada untuk Ares. Karena keadaan Ares tidaklah membaik. Tidak seperti Ares yang dulu, kini Ares
harus mendapat bantuan orang lain untuk melakukan kegiatannya.
Pagi itu Ares merasa cukup kuat, dia berusaha
mengumpulkan segenap tenaganya, agar bisa tampil sehat didepan keluarganya. Dia
ingin mengajak Reina berjalan-jalan di taman. Reina terperanjat melihat Ares
menggunakan pakaian serba putih. Jelas-jelas bukan yang diinginkan Reina. Ini
mengingatkannya pada mimpi buruknya.
Reina dengan takut-takut bergerak kearah Ares,
lalu memegang tangannya. Reina benar-benar mempunyai perasaan buruk soal baju
ini, tapi melihat kondisi Ares yang benar-benar baik, dia mengusir perasaan
itu. Mungkin ini hanya sugesti atau apa. Ares dan Reina berjalan menuju taman. Reina merasakan hangatnya tubuh Ares.
Reina benar-benar senang Ares bisa sesehat ini.
Mereka sampai di taman. Reina melepaskan tangan
Ares lalu dia duduk di bawah pohon perjanjian mereka. Kemudian Ares merebahkan diri. Reina merasakan
keadaan Ares kembali memburuk. Napasnya tersengal seperti kemarin, dan tak ada
lagi senyum cerah di wajahnya. Singkatnya, Ares seperti kembali sakit setelah
keluar dari rumah.
Melihat kondisi Ares, Reina
mengajaknya pulang. Ares
menolaknya. Dia mengulurkan tangan agar Reina menyambutnya. Reina mengikutinya,
lalu merebahkan dirinya disamping Ares. Reina bisa mendengar detak jantung
Ares, dan kepala Reina bergerak naik turun seiring dengan napas Ares yang
cepat. Ares
masih merasakan kesadarannya. Tapi dada dan kepalanya terasa sangat sakit.
Reina diam saja sementara mendengarkan detak jantung Ares yang tak beraturan.
Reina merasa sudah berbuat bodoh. Harusnya tadi pulang dan meminta bantuan. Kini Ares merasa
sudah merasa tak sanggup menahan sakitnya. Dia berusaha mengatakan sesuatu kepada
Reina. Reina tidak mau mendengar apa yang Ares katakan. Dia tidak mau mendengar
kata-kata Ares yang lebih terdengar seperti ucapan selamat tinggal. Ares
menghela napas, lalu mengumpulkan tenaga lagi, dia mulai bernyanyi.
Listen,
my dear.. Only God Knows why we came up this way.. We’ve already tried, but we
can’t fight no more.. There’s something we can’t work on.. So, when the day has
come, let it be.. Our heart will still be together.. Even when we are separated
by a long, long distance.. Trust me, my dear.. Our love is the only thing
precious.. That i”ll take to my final rest.
Reina mendengar setiap kata dari bait-bait lagu
Ares yang dinyayikan dengan suara liri. Reina ingin menangis, tapi tak dilakukannya. Reina meresapi kata-kata Ares
lagi. Tapi beberapa detik kemudian, reina menyadari sesuatu. Bahwa tak terdengar
apapun lagi di telinga kiri Reina. Tidak terasa lagi gerakan naik-turun dari dada Ares. Reina berharap dia
bermimpi. Reina tidak mau melihat wajah Ares. Reina yakin, tak ada apa pun yang
terjadi. Reina berharap Ares hanya tertidur. Tapi Reina tak merasakan detak
sekecil apa pun. Reina merasakan sekujur tubuh Ares dingin dan kaku. Ares
sudah meninggal. Ares yang disayanginya sudah meninggalkannya. Reina menangis
tanpa bergerak sedikit pun dari dada Ares. Tak akan ada lagi Ares yang bagai
kobaran api. Tapi kenangan tentangnya akan terus berkobar di hati Reina.
Pemakaman Atres sudah berakhir.
Ayah dan Ibu masih tampak shock. Kematian Ares yang tak terduga kemarin memang
mengejutkan banyak orang. Orion tak menyangka kalau kemarin Ares hanya
berpura-pura sehat. Tapi Orion tak menyesal. Dia sudah berbaikan
dengan Ares. Entah mengapa
Orion merasa lega sekaligus kehilangan pada saat yang bersamaan. Lega karena
akhirnya Ares terbebas dari penderitaannya, kehilangan karena Orion belum
sempat menghabiskan banyak waktu bersamanya.
Tadi Ayah dan Ibu sangat terkejut dengan
penemuannya dikamar Ares. Mereka menemukan sebuah berkas berlabelkan Deraya,
sekolah peenerbangan, yang berisi brosur, copy formulir, dan juga surat
pengantar. Semua tak ada yang percaya bahwa Ares memiliki keinginan yang kuat
untuk menjadi pilot, dan dia berhasil membuktikan pada semua orang bahwa dia
mampu. Ayah sampai menangis karenanya. Dan seakan belum cukup, dokter Affandi,
dokter umum yang dulu sering menerima keluhan Ares, saat datang ke pemakaman
mengatakan bahwa Ares pengidap disleksia dari sejak kecil. Jelas, Ayah, Ibu dan
Orion shock berat. Selama ini mereka menyangka Ares ank bodoh atau ber-IQ
rendah. Dokter Affandi bingung karena tak seorang pun dari keluarga Ares yang
mengetahui hal ini. Dan dia
segera meminta maaf karena merasatelah menambah kesedihan Ayah dan Ibu. Ares sering mendapat
perlakuan tak adil karena dia menderita disleksia. Ayah lah yang merasa paling
menderita dengan berita ini. Dia merasa buruk karena telah salah paham, dan
juga tidak memperhatikan tanda-tanda disleksia pada Ares kecil. Ibu juga
menderita karena merasa dirinya bukan Ibu yang baik karena tak mengenali
tanda-tanda disleksia pada Ares. Orion juga merasa bersalah karena dulu dia
malah selalu berusaha menjadi lebih dari ares. Seumur hidup Orion sudah bertarung
dengan Ares dalam hal apa pun, tapi pada akhirnya memang ares lah yang pantas
menjadi juaranya.
Orion menatap Reina yang masih memandangi pusara
Ares yang dipenuhi bunga. Orion tahu Reina pasti sangat terpukul karena
kehilangan Ares, karenadialah orang terakhir yang berada di samping Ares
menjelang ajalnya. Sekarang, semua orang sudah pulang, begitu pula Ayah dan Ibu. Yang
tertinggal hanyalah Reina dan Orion. Tidak ada yang berbicara diantara mereka
selama beberapa menit. Orion dan Reina sIbuk dengan pikirannya masing masing. Orion
memandang Reina yang tampak hampa. Reina meletakkan bunga mawar di atsa pusara
Ares. Lalu Reina menatap Orion dengan mata berkaca-kaca. Orion tak membalasnya.
Dia memandangi pusara Ares. Orion bergerak mengambil bunga dari keranjang, lalu
meletakkannya persis disebelah bunga Reina. Reina tersenyum, lalu bersama Orion pergi
dari pemakaman, meninggalkan cintanya.
Hanya untuk
sementara saja, janji Reina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar