Jumat, 06 Juni 2014

Ringkasan Novel "Summer Breeze"



Ringkasan Novel “Summer Breeze”



Ares dan Orion adalah anak laki-laki kembar. Reina adalah anak perempuan teman bermain Ares dan Orion sewaktu kecil. Mereka bertiga berjanji untuk selalu bersama. Suatu hari mereka membuat surat permohonan yang ditulis di kertas dan dimasukkan ke dalam kaleng biskuit lalu di kubur dibawah pohon akasia di taman dekat rumah mereka, dan akan membaca surat itu sepuluh tahun yang akan datang. Tapi tak lama kemudian Reina pindah ke Amerika karena tugas Ayahnya. Membuat Ares dan Orion kecil sedih dan kehilangan atas kepindahan Reina.
Kini Ares dan Orion sudah remaja, mereka kuliah di tempat yang sama. Ares selalu dianggap bodoh oleh keluarganya, sehingga dia menjadi pemuda yang emosional, skeptis, urakan, dan suka berkelahi, dia mendapat julukan preman kampus. Berbeda dengan Orion, dia mahasiswa yang berprestasi di bidang akademik dan olahraga, dan dia menjadi bintang di kampusnya dan menjadi kebanggaan orang tuanya.

Perlakuan Ayah sangat berbeda terhadap Ares dan Orion, Ares hanya dianggap pembuat masalah dalam keluarga. Ayah sering memukuli Ares, setiap Ares terlibat masalah tanpa peduli apa masalahnya, sebenarnya Ares tidak seperti yang orang lain kira, dia memang berbeda dengan saudara kembarnya, Ares penderita disleksia, dia merahasiakan dari keluarganya, hanya Ares dan dokter Affandi yang mengetahui hal itu.
Bagi Ares, Reina sudah menghianati janjinya, tidak pernah ada kabar sedikitpun dari Reina. Ares tidak ingin mengingat lagi tentang Reina, dia berusaha melupakannya meskipun dihatinya dia masih mengharapkannya. Sudah sepuluh tahun berlalu, toh Reina tidak datang juga untuk memenuhi janjinya untuk bersama membuka dan membaca surat yang mereka buat seperti janjinya sepuluh tahun lalu.
Orion berhasil menemukan kontak dengan Reina melalui friendster. Mereka menjalin hubungan melalui dunia maya tersebut. Setiap malam dia berusaha menghubungi Reina melalui chat room.
Pagi itu adalah hari ulang tahun Ares dan Orion yang ke 20, Ayah dan Ibu membuat kejutan pada waktu mereka makan pagi bersama, mereka memberikan kado istimewa, Ayah sengaja mendatangkannya lagsung dari Amerika. Kado istimewa itu ternyata Reina yang diundang Ayah untuk bisa datang pada hari ulang tahun Ares dan Orion.
Orion sangat terkejut dan senang sekali atas kedatangan Reina, Reina tumbuh menjadi gadis cantik sekarang. Orion sangat mengharapkan pertemuan ini, karena Orion juga meyayangi Reina. Gadis yang selalu hadir dalam mimpinya dan pikirannya selama ini. Reina pun senang, karena akhirnya bisa bertemu dengan Ares dan Orion.
Meskipun terkejut dan senang, tapi Ares menyembunyikan perasaan itu dan tidak mau menunjukannya kepada Reina, dia masih merasa kecewa, marah karena kepergian Reina saat itu.Reina sedih melihat sikap Ares. Karena sebenarnya alasan Reina untuk bisa datang kembali ke Indonesia adalah Ares. Dia sangat menyayangi dan merindukan Ares.
Selama di Indonesia Reina akan tinggal dirumah mereka. Reina memilih tidur dikamar Ares yang berantakan dan dipenuhi poster-poster penyanyi idola Ares. Pilihan Reina membuat Orion dan Ibu merasa heran, dan membuat Ares kesal.
Orion mengajak Reina untuk menemaninya latihan basket di kampusnya. Orion adalah bintang di teamnya, karena permainannya memang bagus. Ada yang tidak suka atas prestasi Orion, dia Raul pesaing team basket di kampus Orion. Karena sebentar lagi akan diadakan turnamen basket antar mahasiswa. Raul menginginkan dia bisa menjadi kapten di team yang selama ini dipegang Orion.
Raul adalah pengecut yang hanya berani mengeroyok orang yang dianggap menghalanginya dengan menyuruh anak buahnya. Dia juga menyukai Lala gadis cantik dikampusnya yang pernah menjadi kekasih Orion dan dekat dengan Ares.
Reina berusaha menemui Ares, yang sedang main band di cafe bersama teman-temannya malam itu. Reina berhasil pergi tanpa diketahui Orion dan Ayah Ibu, dia menuju cafe dimana Ares sedang bermain band. Ares terkejut dan marah melihat Reina bisa ada di cafe itu. Bagi Reina malam itu adalah kesempatannya untuk mengungkapkan rasa rindu dan sayangnya serta menjelaskan yang telah terjadi selama ini kepada Ares. Reina berhasil meyakinkan Ares, dan akhirnya Ares mempercayai Reina dan kembali bersikap baik.
Malam itu juga dirumah, Ayah Ibu dan Orion menunggu kedatangan Reina. Setelah diketahui Reina datang dengan Ares, tanpa mendengarkan penjelasan dari Reina, Ayah langsung memarahi dan memukul Ares. Keadaan biasa yang sering diterima Ares atas perlakuan Ayahnya itu membuat Reina sedih dan berusaha menjelaskan kepada orang tua Ares bahwa malam itu semua adalah keinginan Reina dan bukan salah Ares.
Tapi itu belum menyelesaikan masalah, Orion masih dendam karena Reina ternyata memilih Ares, dan dia berusaha menghajar Ares, merekapun terlibat perkelahian. Orion bukanlah jago berkelahi seperti Ares. Orion merasa Reina telah direbut ole Ares dengan cara yang licik.
Setelah peristiwa itu, hubungan Ares dan Orion semakin buruk. Mereka tidak pernah bicara satu sama lain. Terlebih Ares melihat Reina sedang menunggui Orion latihan basket di kampus.
Sore itu sepulang dari kuliah, Ares sudah ditunggu oleh Reina dan Orion untuk ke taman dimana mereka pernah membuat surat permohonan yang dikubur dibawah pohon akasia. Mereka akan membacanya bersama. Orion menulis keinginannya untuk menjadi arsitek. Ares menulis keinginannya ’aku pengen pegi ke bufan masa Ayah dan Ibu’, dengan ejaan yang salah, karena saat menulis surat itu, Ares masih mengalami gangguan menulis yang parah.
Membaca surat permohonan itu sekarang benar-benar membuka luka lama buat Ares. Reina sudah diberitahu Ares bahwa dia menderita disleksia, dan itu tidak merubah rasa sayang Reina terhadap Ares. Reina berusaha meyakinkan rasa sayangnya kepada Ares dengan menunjukkan surat yang telah ditulisnya sepuluh tahun lalu, yaitu ’ Reina pengen selalu bersama Ares, habis Reina suka sama Ares!’
Ares merasa perubahan besar dalam hidupnya. Seseorang mengharapkannya. Seseorang memilihnya. Seseorang suka padanya. Seseorang bernama Reina. Gadis yang selama sepuluh tahun ini memenuhi mimpi-mimpinya. Gadis yang sangat diinginkannya lebih dari apapun didunia. Dan sekarang gadis itu ada tepat didepannya.
Ares pun kini mempunyai semangatnya lagi. Dia ingin mewujudkan cita-citanya untuk menjadi pilot. Dia bekerja dan mengumpulkan uang untuk dapat membiayai dirinya masuk sekolah pilot di Deraya, sekolah penerbangan yang ada di bandara Halim Perdana Kusuma. Dia ingin membuktikan bahwa dia mampu mewujudkan cita-citanya.
Turnamen basket antar mahasiswa tinggal beberapa hari lagi. Orion berlatih basket ditemani Reina. Orion mendapat ancaman dari Raul. Raul akan menghabisi Orion jika dia tidak mau menyerahkan gelar kapten team pada Raul. Orion tidak peduli dengan ancaman Raul. Manager team basketpun tetap memilih Orion sebagai Kapten team itu.
Hari yang ditunggu datang juga, Orion siap bertanding di turnamen itu. Reina dan Lala sudah ada di bangku penonton memberi support untuk Orion. Kali ini Orion ingin sekali Ares melihatnya bertanding. Orion mencari Ares diantara penonton, tapi dia tidak mendapatkannya. Orion kecewa, tapi dari tempat tersembunyi ternyata Ares melihat pertandingan basket Orion. Ares bangga, melihat permainan Orion.
Orion bermain full time tanpa diganti untuk beristirahat oleh manager teamnya. Orion kelelahan dengan tenaga yang sudah habis, akhirnya team basket kampus Orion berhasil menang tipis dari team lawan. Tapi kelelahannya terbayar sudah ketika dia melihat Ares ternyata ada disana untuk melihatnya bertanding.
Tapi diantara kebahagian Orion saat itu, Raul yang penuh dendam, bersama anak buahnya sudah siap untuk menghabisi Orion. Raul menemui Orion dan membawanya ketempat yang sudah direncanakan Raul, dimana anak buahnya sudah bersiap menghabisi Orion.
Dalam perjalanan menemui Reina di depan kampus, Ares melihat segerombolan orang berjalan tergesa. Dan dia mengenali orang-orang itu adalah anak buah Raul yang pernah berkelahi dengannya. Ares menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres saat itu, dia teringat pada Orion. Ares mencari Orion dan menemukan Orion sedang di keroyok oleh kelompok Raul. Ares tau Orion bukanlah jago berantem seperti dia. Ares langsung menolong Orion, diapun terlibat dalam perkelahian yang tak imbang itu.
Orion jatuh setelah dipukuli. Orion terus berusaha melawan kelompok Raul. Tanpa diketahui Ares, dari belakang dia diserang oleh lawan yang membawa potongan balok kayu dan memukul kepala Ares. Ares terjatuh berlumuran darah yang keluar dari kepalanya. Reina dan Lala yang sedari tadi hanya bisa melihat dan menanggis, menjerit melihat Ares jatuh tak sadarkan diri.
Ares dibawa ke rumah sakit, dia koma hampir satu jam dan baru siuman dari operasi beberapa hari setelah itu. Dokter menyatakan Ares gegar otak. Ayah sangat sedih, dengan setia Ayah menunggu di sisi Ares sampai Ares tersadar.
Akhirnya Ares membuka matanya, dia sadar dan melihat orang-orang yang disayanginya ada dikelilingnya. Keadaan Ares membuat semua yang ada merasa terharu melihatnya. Reina hampir menangis, namun dia bahagia karena akhirnya dia bisa melihat Ares tersadar dari koma.
Dua bulan setelah Ares diperbolehkan pulang dari rumah sakit, dengan setia Reina mendampinginya. Reina telah membatalkan rencananya untuk kembali ke Amerika sejak peristiwa sore itu. Dia hanya ingin selalu bersama Ares, dan selalu ada untuk Ares. Karena keadaan Ares tidaklah membaik. Tidak seperti Ares yang dulu, kini Ares harus mendapat bantuan orang lain untuk melakukan kegiatannya.
Pagi itu Ares merasa cukup kuat, dia berusaha mengumpulkan segenap tenaganya, agar bisa tampil sehat didepan keluarganya. Dia ingin mengajak Reina berjalan-jalan di taman. Reina terperanjat melihat Ares menggunakan pakaian serba putih. Jelas-jelas bukan yang diinginkan Reina. Ini mengingatkannya pada mimpi buruknya.
Reina dengan takut-takut bergerak kearah Ares, lalu memegang tangannya. Reina benar-benar mempunyai perasaan buruk soal baju ini, tapi melihat kondisi Ares yang benar-benar baik, dia mengusir perasaan itu. Mungkin ini hanya sugesti atau apa. Ares dan Reina berjalan menuju taman. Reina merasakan hangatnya tubuh Ares. Reina benar-benar senang Ares bisa sesehat ini.
Mereka sampai di taman. Reina melepaskan tangan Ares lalu dia duduk di bawah pohon perjanjian mereka. Kemudian Ares merebahkan diri. Reina merasakan keadaan Ares kembali memburuk. Napasnya tersengal seperti kemarin, dan tak ada lagi senyum cerah di wajahnya. Singkatnya, Ares seperti kembali sakit setelah keluar dari rumah.
Melihat kondisi Ares, Reina mengajaknya pulang. Ares menolaknya. Dia mengulurkan tangan agar Reina menyambutnya. Reina mengikutinya, lalu merebahkan dirinya disamping Ares. Reina bisa mendengar detak jantung Ares, dan kepala Reina bergerak naik turun seiring dengan napas Ares yang cepat. Ares masih merasakan kesadarannya. Tapi dada dan kepalanya terasa sangat sakit. Reina diam saja sementara mendengarkan detak jantung Ares yang tak beraturan. Reina merasa sudah berbuat bodoh. Harusnya tadi pulang dan meminta bantuan. Kini Ares merasa sudah merasa tak sanggup menahan sakitnya. Dia berusaha mengatakan sesuatu kepada Reina. Reina tidak mau mendengar apa yang Ares katakan. Dia tidak mau mendengar kata-kata Ares yang lebih terdengar seperti ucapan selamat tinggal. Ares menghela napas, lalu mengumpulkan tenaga lagi, dia mulai bernyanyi.
Listen, my dear.. Only God Knows why we came up this way.. We’ve already tried, but we can’t fight no more.. There’s something we can’t work on.. So, when the day has come, let it be.. Our heart will still be together.. Even when we are separated by a long, long distance.. Trust me, my dear.. Our love is the only thing precious.. That i”ll take to my final rest.
Reina mendengar setiap kata dari bait-bait lagu Ares yang dinyayikan dengan suara liri. Reina ingin menangis, tapi tak dilakukannya. Reina meresapi kata-kata Ares lagi. Tapi beberapa detik kemudian, reina menyadari sesuatu. Bahwa tak terdengar apapun lagi di telinga kiri Reina. Tidak terasa lagi gerakan naik-turun dari dada Ares. Reina berharap dia bermimpi. Reina tidak mau melihat wajah Ares. Reina yakin, tak ada apa pun yang terjadi. Reina berharap Ares hanya tertidur. Tapi Reina tak merasakan detak sekecil apa pun. Reina merasakan sekujur tubuh Ares dingin dan kaku. Ares sudah meninggal. Ares yang disayanginya sudah meninggalkannya. Reina menangis tanpa bergerak sedikit pun dari dada Ares. Tak akan ada lagi Ares yang bagai kobaran api. Tapi kenangan tentangnya akan terus berkobar di hati Reina.
Pemakaman Atres sudah berakhir. Ayah dan Ibu masih tampak shock. Kematian Ares yang tak terduga kemarin memang mengejutkan banyak orang. Orion tak menyangka kalau kemarin Ares hanya berpura-pura sehat. Tapi Orion tak menyesal. Dia sudah berbaikan dengan Ares. Entah mengapa Orion merasa lega sekaligus kehilangan pada saat yang bersamaan. Lega karena akhirnya Ares terbebas dari penderitaannya, kehilangan karena Orion belum sempat menghabiskan banyak waktu bersamanya.
Tadi Ayah dan Ibu sangat terkejut dengan penemuannya dikamar Ares. Mereka menemukan sebuah berkas berlabelkan Deraya, sekolah peenerbangan, yang berisi brosur, copy formulir, dan juga surat pengantar. Semua tak ada yang percaya bahwa Ares memiliki keinginan yang kuat untuk menjadi pilot, dan dia berhasil membuktikan pada semua orang bahwa dia mampu. Ayah sampai menangis karenanya. Dan seakan belum cukup, dokter Affandi, dokter umum yang dulu sering menerima keluhan Ares, saat datang ke pemakaman mengatakan bahwa Ares pengidap disleksia dari sejak kecil. Jelas, Ayah, Ibu dan Orion shock berat. Selama ini mereka menyangka Ares ank bodoh atau ber-IQ rendah. Dokter Affandi bingung karena tak seorang pun dari keluarga Ares yang mengetahui hal ini. Dan dia segera meminta maaf karena merasatelah menambah kesedihan Ayah dan Ibu. Ares sering mendapat perlakuan tak adil karena dia menderita disleksia. Ayah lah yang merasa paling menderita dengan berita ini. Dia merasa buruk karena telah salah paham, dan juga tidak memperhatikan tanda-tanda disleksia pada Ares kecil. Ibu juga menderita karena merasa dirinya bukan Ibu yang baik karena tak mengenali tanda-tanda disleksia pada Ares. Orion juga merasa bersalah karena dulu dia malah selalu berusaha menjadi lebih dari ares. Seumur hidup Orion sudah bertarung dengan Ares dalam hal apa pun, tapi pada akhirnya memang ares lah yang pantas menjadi juaranya.
Orion menatap Reina yang masih memandangi pusara Ares yang dipenuhi bunga. Orion tahu Reina pasti sangat terpukul karena kehilangan Ares, karenadialah orang terakhir yang berada di samping Ares menjelang ajalnya. Sekarang, semua orang sudah pulang, begitu pula Ayah dan Ibu. Yang tertinggal hanyalah Reina dan Orion. Tidak ada yang berbicara diantara mereka selama beberapa menit. Orion dan Reina sIbuk dengan pikirannya masing masing. Orion memandang Reina yang tampak hampa. Reina meletakkan bunga mawar di atsa pusara Ares. Lalu Reina menatap Orion dengan mata berkaca-kaca. Orion tak membalasnya. Dia memandangi pusara Ares. Orion bergerak mengambil bunga dari keranjang, lalu meletakkannya persis disebelah bunga Reina. Reina tersenyum, lalu bersama Orion pergi dari pemakaman, meninggalkan cintanya.
Hanya untuk sementara saja, janji Reina.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar