Selasa, 31 Januari 2012

FAKTA : Jangan Beli SUSU di toko!

Setelah minyak, jenis makanan yang paling mudah teroksidasi adalah susu yang dibeli di toko.
Sebelum diproses, susu mengandung banyak unsur yang baik.
Contohnya, susu mengandung banyak jenis enzim, misalnya enzim yang menguraikan laktosa; lipase yang menguraikan lemak; dan protease, enzim yang menguraikan protein.
Susu dalam wujudnya yang alami juga mengandung laktoferin, yang dikenal memiliki efek antioksidan, anti-peradangan, antivirus, dan pengatur imunitas tubuh.

Namun susu yang dijual di toko-toko telah kehilangan seluruh sifat baiknya melalui proses pengolahannya. Proses pengolahan susu adalah sebagai berikut:
Pertama-tama mesin pengisap dihubungkan dengan puting susu sapi untuk memerah susu, yang kemudian disimpan sementara dalam sebuah tangki.
Susu segar yang dikumpulkan dari setiap peternakan kemudian dipindahkan ke tangki yang lebih besar lagi, tempat susu kemudian diaduk dan dihomogenisasi.
Yang sebenarnya terhomogenisasi adalah butiran-butiran lemak yang ditemukan dalam susu segar.

Susu segar terdiri dari sekitar 40% lemak, tetapi sebagian besar lemak tersebut terdiri dari partikel-partikel lemak yang berbentuk butiran-butiran kecil.
Semakin besar butiran partikel lemak, semakin mudah mereka terapung. Jika susu segar dibiarkan, lemak akan menjadi sebuah lapisan krim di permuakaan.
Ketika sekali atau dua kali meminum susu botol pada saat masih kecil, saya ingat melihat sebuah lapisan krim lemak berwarna putih di bawah tutup botolnya.
Saat itu susu tidak dihomogenisasi, jadi partikel-partikel lemaknya mengapung ke permukaan pada saat proses tranportasi.

Kini sebuah mesin yang disebut mesin homogenisasi digunakan dan secara mekanis partikel-partikel lemak pun dipecah menjadi lebih kecil. Hasil akhirnya adalah susu homogen.
Namun pada saat homogenisasi berlangsung, lemak susu yang terdapat dalam susu segar berikatan dengan oksigen sehingga mengubahnya menjadi lemak terhidrogenisasi (lemak teroksidasi). 
Lemak terhidrogenisasi berarti lemak yang telah terlalu banyak teroksidasi, atau dapat dikatakan telah berkarat. Seperti halnya semua lemak terhidrogenisasi, lemak dalam susu homogen buruk bagi tubuh.

Namun proses pengolahan susu belum selesai sampai di situ.
Sebelum dipasarkan susu homogeny harus dipasteurisasi dengan panas untuk menekan berkembang biaknya berbagai kuman dan bakteri.

Metode yang paling banyak digunakan di dunia adalah proses pasteurisasi suhu tinggi waktu singkat, dan suhu sangat tinggi waktu singkat.
Saya akan mengatakan hal ini berulang-ulang: Enzim sensitive terhadap panas dan mulai terurai pada 48°C, pada suhu 115°C enzim sudah hancur seluruhnya.
Oleh Karena itu terlepas dari lama waktu yang digunakan dalam pemrosesan, pada saat suhu mencapai 130°C, enzim telah hamper seluruhnya rusak.

Terlebih lagi, jumlah lemak yang teroksidasi meningkat lebih banyak lagi pada suhu sangat tinggi dan suhu tinggi mengubah kualitas protein yang terdapat dalam susu.
Sama halnya seperti kuning telur yang direbus terlalu lama akan mudah pecah, perubahan yang serupa pun akan terjadi pada protein susu. Laktofering yang sensitive terhadap panas, juga rusak.

Oleh karena telah dihomogenisasi dan dipasteurisasi, susu yang dijual di supermarket-supermarket di seluruh dunia tidak baik bagi anda.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar