Minggu I
Pendahuluan
Perilaku Konsumen
Perilaku Konsumen
Mata kuliah ini membahas tentang kerangka
konseptual perilaku konsumen dan berbagai persoalan yang relevan khususnya
dalam penerapan ilmu psikologi, sosiologi, anthropologi, komunikasi, dan
ekonomi mikro. Perilaku konsumen yang difokuskan pada perilaku beli, atau
proses pengambilan keputusan dalam pembelian, dipengaruhi oleh berbagai faktor
baik yang berasal dari luar diri konsumen, seperti budaya, sub-budaya, klas
sosial, kelompok referensi, dan keluarga, maupun faktor-faktor yang tumbuh dan
berkembang dalam diri konsumen, seperti sikap, kepribadian, gaya hidup,
motivasi, persepsi, dsb. Analisis tentang berbagai faktor yang berdampak pada perilaku
konsumen tersebut menjadi dasar dalam pengembangan strategi pemasaran.
Menurut Engel (dalam Mangkunegara, 2002)
mengemukakan bahwa perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai
tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh
dan menggunakan barang-barang jasa ekonomis termasuk proses pengambilan
keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut.
Loudon dan Bitta (1984) mendefinisikan
perilaku konsumen yaitu sebagai proses pengambilan keputusan dan aktivitas
individu secara fisik yang dilibatkan dalam mengevaluasi, memperoleh,
mempergunakan barang-barang dan jasa. Menurut Peter dan Oslo (dalam Rangkuti,
2002) menyatakan bahwa perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara
pengaruh dan kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar kita dimana manusia
melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka.
Konsumen
Konsumen adalah setiap orang
pemakai barang
dan/atau jasa
yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga,
orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Jika
tujuan pembelian produk tersebut untuk dijual kembali (Jawa:
kulakan), maka dia disebut pengecer atau distributor.
Dua wujud konsumen :
a.
Personal
Consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk
penggunaannya sendiri.
b.
Organizational Consumer : konsumen ini membeli
atau menggunakan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan menjalankan
organisasi tersebut.
Ciri-ciri Konsumen
Menurut Handi Irawan *perilaku konsumen Indonesia
dikategorikan menjadi sepuluh, yaitu:
a)
Berpikir jangka pendek (short term perspective),
ternyata sebagian besar konsumen Indonesia hanya berpikir jangka pendek dan
sulit untuk diajak berpikir jangka panjang, salah satu cirinya adalah dengan
mencari yang serba instant.
b)
Tidak terencana (dominated by unplanned
behavior). Hal ini tercermin pada kebiasaan impulse buying, yaitu membeli
produk yang kelihatannya menarik (tanpa perencanaan sebelumnya).
c)
Suka berkumpul. Masyarakat Indonesia mempunyai
kebiasaan suka berkumpul (sosialisasi). Salah satu indikator terkini adalah
situs social networking seperti Facebook dan Twitter sangat diminati dan
digunakan secara luas di Indonesia.
d)
Gagap teknologi (not adaptive to high
technology). Sebagian besar konsumen Indonesia tidak begitu menguasai
teknologi tinggi. Hanya sebatas pengguna biasa dan hanya menggunakan fitur yang umum digunakan kebanyakan
pengguna lain.
teknologi tinggi. Hanya sebatas pengguna biasa dan hanya menggunakan fitur yang umum digunakan kebanyakan
pengguna lain.
e)
Berorientasi pada konteks (context, not content
oriented). Konsumen kita cenderung menilai dan memilih sesuatu
dari tampilan luarnya. Dengan begitu,konteks-konteks yang meliputi suatu hal justru lebih menarik ketimbang hal itu
sendiri.
dari tampilan luarnya. Dengan begitu,konteks-konteks yang meliputi suatu hal justru lebih menarik ketimbang hal itu
sendiri.
f)
Suka buatan Luar Negeri (receptive to COO
effect). Sebagian konsumen Indonesia juga lebih menyukai produk luar
negeri daripada produk dalam negeri, karna bias dibilang kualitasnya juga lebih bagus dibanding produk di indonesia
negeri daripada produk dalam negeri, karna bias dibilang kualitasnya juga lebih bagus dibanding produk di indonesia
g)
Beragama(religious). Konsumen Indonesia sangat
peduli terhadap isu agama. Inilah salah satu karakter khas konsumen Indonesia
yang percaya pada ajaran agamanya. Konsumen akan lebih percaya jika perkataan
itu dikemukakan oleh seorang tokoh agama, ulama atau pendeta. Konsumen juga
suka dengan produk yang mengusung
simbol-simbol agama.
simbol-simbol agama.
h)
Gengsi (putting prestige as important motive).
Konsumen Indonesia amat getol dengan gengsi. Banyak yang ingin cepat naik
“status” walau belum waktunya. Saking pentingnya urusan gengsi ini, mobil-mobil
mewah pun tetap laris
terjual di negeri kita pada saat krisis ekonomi sekalipun. Menurut Handi Irawan D, ada tiga budaya yang menyebabkan
gengsi. Konsumen Indonesia suka bersosialisasi sehingga mendorong orang untuk pamer. Budaya feodal yang masih
melekat sehingga menciptakan kelas-kelas sosial dan akhirnya terjadi “pemberontakan” untuk cepat naik kelas.
Masyarakat kita mengukur kesuksesan dengn materi dan jabatan sehingga mendorong untuk saling pamer.
terjual di negeri kita pada saat krisis ekonomi sekalipun. Menurut Handi Irawan D, ada tiga budaya yang menyebabkan
gengsi. Konsumen Indonesia suka bersosialisasi sehingga mendorong orang untuk pamer. Budaya feodal yang masih
melekat sehingga menciptakan kelas-kelas sosial dan akhirnya terjadi “pemberontakan” untuk cepat naik kelas.
Masyarakat kita mengukur kesuksesan dengn materi dan jabatan sehingga mendorong untuk saling pamer.
i)
Budaya lokal (strong in subculture). Sekalipun
konsumen Indonesia gengsi dan menyukai produk luar negeri, namun
unsur fanatisme kedaerahan-nya ternyata cukup tinggi. Ini bukan berarti bertentangan dengan hukum perilaku yang lain.
unsur fanatisme kedaerahan-nya ternyata cukup tinggi. Ini bukan berarti bertentangan dengan hukum perilaku yang lain.
j)
Kurang peduli lingkungan (low consciousness
towards environment). Salah satu karakter konsumen Indonesia yang unik adalah
kekurangpedulian mereka terhadap isu lingkungan. Tetapi jika melihat prospek
kedepan kepedulian konsumen terhadap lingkungan akan semakin meningkat,
terutama mereka yang tinggal di
perkotaan begitu pula dengan kalangan menengah atas relatif lebih mudah paham
dengan isu lingkungan. Lagi pula mereka pun memiliki daya beli terhadap harga
premium sehingga akan lebih mudah memasarkan produk dengan tema ramah
lingkungan terhadap mereka.
Kekuatan yang Mempertajam Penelitian
Tentang Konsumen
Terdapat tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku
konsumen, yaitu:
-
pendekatan
interpretif. Pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan
hal yang mendasarinya. Studi dilakukan dengan melalui wawancara panjang dan
focus group discussion untuk memahami apa makna sebuah produk dan jasa bagi
konsumen dan apa yang dirasakan dan dialami konsumen ketika membeli dan
menggunakannya.
-
Pendekatan
tradisional yang didasari pada teori dan metode dari ilmu psikologi
kognitif, sosial, dan behaviorial serta dari ilmu sosiologi. Pendekatan ini
bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk menjelaskan perliku dan
pembuatan keputusan konsumen. Studi dilakukan melalui eksperimen dan survey
untuk menguji coba teori dan mencari pemahaman tentang bagaimana seorang
konsumen memproses informasi, membuat keputusan, serta pengaruh lingkungan
sosial terhadap perilaku konsumen.
-
Sains
marketing yang didasari pada teori dan metode dari ilmu ekonomi dan
statistika. Pendekatan ini dilakukan dengan mengembangkan dan menguji coba
model matematika berdasarkan hirarki kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow
untuk memprediksi pengaruh strategi marketing terhadap pilihan dan pola
konsumsi, yang dikenal dengan sebutanmoving rate analysis. Ketiga pendekatan
sama-sama memiliki nilai dan tinggi dan memberikan pemahaman atas perilaku konsumen
dan strategi marketing dari sudut pandang dan tingkatan analisis yang berbeda.
Sebuah perusahaan dapat saja menggunakan salah satu atau seluruh pendekatan,
tergantung permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar