Minggu, 06 Mei 2012

Menikah, Perlukah??


6 mei 2012
00.34 am
Aku terbangun dari tidurku, aku sudah bisa menebak malam ini tidurku tak akan terasa nyaman. Mungkin karena aku terlalu banyak berpikir, mungkin karena aku terlalu membenci ‘dunianya’. Aku tau harusnya aku bisa menerimanya, tapi entah mengapa rasa benciku semakin kuat. Sungguh aku sangat membenci ‘dunianya’. I REALLY HATE FVCKING SATURDAY. Untuk dia, maafkan sikap egoisku. Aku tau aku sangat egois, maafkan aku.

Sebenarnya ada satu lagi yang mengganggu pikiranku saat ini. Aku sudah mencoba untuk tidak memikirkannya. Tapi rasanya terus berputar di kepalaku. Sederhana saja sebenarnya, tapi entah mengapa terasa sangat mengganggu.

Menikah. Itulah yang sangat mengganggu pikiranku saat ini. Dulu aku sempat memimpikan sebuah pernikahan yang indah –meskipun belum tau dengan siapa-. Aku dulu –usiaku saat itu belum 17 tahun- ingin menikah dengan pesta sederhana, mengenakan gaun putih. Dulu saat usiaku belum 17 tahun, ada seseorang yang menginginkan aku menjadi isterinya, dia memberiku sebuah cincin, memegang tanganku sambil berkata ‘mau kan jadi isteriku?’. Aku sangat malu saat itu, tapi sejak saat itulah aku banyak membayangkan tentang menikah, dinikahi oleh seorang yang –saat itu- aku sayangi aku rasa adalah impian setiap wanita. Lucu jika mengingatnya, padahal aku belum lulus SMA saat itu.

Aku tak menyangka, hubunganku dengan lelaki itu harus berakhir. Meskipun hubungan kami sudah 1 tingkat di atas ‘pacaran’. Memang belum resmi, tapi dia sudah melamarku (hahaha). Sejak aku berpisah dengannya. Aku ‘sedikit’ tidak percaya dengan lelaki manapun. Kekasihku setelahnya pun pernah berbicara tentang masa depan padaku, tapi aku tak menanggapi secara serius. Dan benar saja, hubunganku dengannya tak bertahan lama. Setelah itu, sungguh aku tak ingin menikah. Aku berpikir bahwa semua lelaki sama saja, menginginkan aku untuk masa depannya tapi tak pernah berusaha mempertahankanku. Aku selalu muak tiap ada yang bertanya padaku setelah aku lulus SMA (terutama keluarga besar dari ibuku) ‘ kapan menikah’?. Aku merasa konyol tiap aku mendengar kabar bahwa temanku akan menikah. Dulu aku sangat menginginkannya. Dan sekarang mungkin aku sangat tidak menginginkannya.

Andri Pratama, sering memanggilku ‘calon isteri’. Aku tak tau apakah itu hanya sekedar bualan atau apa. Aku tak ingin menanggapi serius. Simple saja, aku masih harus menyelesaikan pendidikanku 3 tahun lagi di bangku kuliah. Dan aku masih harus membahagiakan orant tuaku setelahnya. Itu alasanku.

Tapi hari ini kata “MENIKAH” sungguh menggangguku. Begitu banyak pertanyaanku tantang kata itu. dengan siapakah aku menikah? Dimana aku akan menikah? Kapan aku akan menikah? Pentingkah sebuah pernikahan itu? haruskah seseorang menikah? Dan yang paling menggangguku, ‘INGINKAH AKU MENIKAH?’ aku tak menginginkan jawaban atas dsar agama. Aku ingin jawaban yang logis dan manusiawi. Adakah yang bisa menjawab pertanyaanku?

Bekasi, 6 mei 2012
00.58 am
-D.R.A-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar