Metrotvnews.com, Jakarta: Rencana akusisi PT Bank
Tabungan Negara oleh PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dinilai banyak kejanggalan.
Salah satunya adalah dugaan adanya aksi ambil untung dari gejolak harga saham
kedua perusahaan negara tersebut yang dilakukan para pejabat negara.
Ketua Serikat Pekerja BTN Satya Wijayantara menjelaskan
bahwa pihaknya akan segera melaporkan dugaan adanya aksi ambil untung yang
dilakukan oleh para pejabat di Kementerian BUMN, dan Bank Mandiri atas gejolak
harga saham beberapa waktu lalu. Menyikapi hal itu, Satya menegaskan segera
melaporkan dugaan ini ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Nanti pada tanggal 12 Mei 2014, kalau Menneg BUMN
tidak mencabut agenda RUPS yang akan diadakan pada tanggal 21 Mei, kami (SP
BTN) sudah berencana akan datang ke KPK dan melaporkan kasus ini," tegas
Satya ketika dikonfirmasi di Jakarta, Selasa (29/4).
Lebih lanjut, Satya menjelaskan bahwa ada dua agenda utama
dalam agenda RUPS yang akan diadakan pada tanggal 21 Mei mendatang. Pertama
adalah pergantian jajaran komisaris dan pengalihan saham Dwi Warna milik
pemerintah yang ada di BTN ke Bank Mandiri.
Menurutnya, kalau Dahlan Iskan selaku Meneg BUMN tidak
mencabut dua agenda tersebut maka selain mendatangi KPK, SP BTN juga akan
mengepung kompleks DPR RI dan kantor BPK RI untuk menyampaikan bahwa
penyelenggara negara di Kementerian BUMN, dan Bank Mandiri, yang mengeruk
keuntungan dari kasus ini.
"Kenapa? Agar seluruh komponen penegak hukum, terutama
KPK yang integritas masih bagus ini mengawasi dan memeriksa Menteri BUMN, dan
Direktur Bank Mandiri. Karena pasti ada pihak-pihak yang mengetahui permainan
dalam aksi ambil untung ini," tegas Satya.
Melihat kondisi seperti ini, Juru Bicara Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) Johan Budi menyatakan bahwa pihaknya masih belum
menerima laporan dari masyarakat terkait indikasi ambil untung dari kenaikan
saham BTN & Mandiri. Namun, KPK memastikan akan menindaklanjuti segala
laporan masyarakat yang masuk ke KPK.
"Kita (KPK) tetap akan terlebih dahulu melihat domain
apakah ada indikasi korupsi atau tidak dalam rencana akusisi tersebut. Selama
ada laporan masyarakat yang masuk, kita akan tindak lanjuti. Namun untuk saat
ini kita belum mendapat laporan apapun," jelas Johan ketika dikonfirmasi.
Saham BTN cenderung tertekan pada perdagangan saham Kamis
(24/4) setelah pemerintah memutuskan menunda akuisisi BTN oleh Bank Mandiri.
Harga saham BTN sempat berada di level tertinggi Rp 1.290 per saham dan
terendah Rp 1.170 per saham.
Secara year to date, saham BBTN naik 33,33% dari harga Rp
870 per saham pada 30 Desember 2013 menjadi Rp 1.305 per saham pada 23 April
2014. (Fario Untung)
ADF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar