9 September , 2013
Aku berlari memacu sepeda motorku secepat yang aku bisa, aku
harus cepat jika tak ingin terlambat sampai untuk mengikuti mata kuliah pertama
ku di semester baru ini. Aku sudah bertekad untuk kembali menjadi diriku yang
selalu ceria dan bersemangat seperti dulu. Perkuliahan di pagi hari memang
memaksaku untuk memacu kendaraanku pada kecepatan yang tidak biasa, apalagi
untuk perempuan sepertiku. Sudah setahun
sejak kejadian itu berlalu, tapi aku masih tak bisa melupakannya. Hari dimana
aku kehilangan separuh dari kehidupanku.
Aku memarkir sepeda motorku dan lekas berlari menuju kelasku
yang berada di lantai 4. Tanpa sengaja aku menabrak seorang perempuan dan
menjatuhkan semua berkas yang di bawanya. “maaf gue gak sengaja” kataku sambil
memunguti map yang berserakan karna kejadian tadi. “Rere? Iya gak papa saya
liat kamu buru-buru banget, telat lagi ya?” aku berhenti memunguti kertas dan
map yang berserakan di lantai, aku mengenal suara ini, suara yang sangat aku
benci. Mataku terpaku pada map berwarna hijau yang ku pegang, aku spontan
membuang map yang kupegang setelah kubaca namanya dan kembali meneruskan
langkahku tanpa perduli pada keadaan sekitarku yang menatapku heran. “Re! saya
tau kalo saya salah, mau sampe kapan kamu musuhin saya? Maaf re, maaf, tapi
kamu juga harus sadar bahwa bukan salah saya truk itu nabrak motor reno” aku
menghentikan langkahku, berusaha tidak mendengar apapun yang dikatakan dosen di
universitas tempatku menuntut ilmu ini. Aku sudah cukup membencinya bahkan sejak
aku pertama kali mendengar namanya, dan aku makin membencinya karna dial ah
yang merebut separuh hidupku. Bukan hanya merebut hati dan cinta Reno. Dia juga
telah merenggut nyawa Reno. Aku berbalik menghampiri Bu Alicia, dosen fakultas
teknik yang sangat di gemari mahasiswanya itu. “Terserah ya lo mau ngomong apa,
gue gak bakal ketipu sama muka malaikat lo, gak usah sok baik sama gue, iblis!”
aku kembali berbalik dan melangkah menuju kelasku yang berada di lantai 4. Aku
masih ingat kejadian itu, bahkan aku belum lupa rasa sakitnya. Dan aku
bersumpah tak akan pernah memaafkan Alicia kecuali Alicia mampu mengembalikan
Reno disisiku.
28 Juni 2012
“Reno kemana sih? Sms gak di bales, telpon gak di angkat,
bikin kesel aja” aku mengomel sambil terus melihat timeline twitter di layar
blackberry ku, berusaha mencari sosok Reno disana. “udah sih Re, diliatin dosen
tuh, mau ketemu Reno ya samperin aja ke kelasnya nanti abis kuliah” Nuri
berkata sambil mencatat materi teori ekonomi makro untuk ujian bulan depan.
“Reno kan libur Nur” kataku sambil mencorek-coret kertas binder ku, tak
berminat mencatat meskipun itu adalah bahan ujian yang sangat berpengaruh untuk
nilai akhirku. “IPK lo Cuma tiga koma satu loh, masih jauh dari syarat skripsi,
udah semester 4 jangan mikirin cowok mulu”
-bersambung-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar