Senin, 25 November 2013

Aku atau dia?

9 September , 2013
Aku berlari memacu sepeda motorku secepat yang aku bisa, aku harus cepat jika tak ingin terlambat sampai untuk mengikuti mata kuliah pertama ku di semester baru ini. Aku sudah bertekad untuk kembali menjadi diriku yang selalu ceria dan bersemangat seperti dulu. Perkuliahan di pagi hari memang memaksaku untuk memacu kendaraanku pada kecepatan yang tidak biasa, apalagi untuk perempuan sepertiku.  Sudah setahun sejak kejadian itu berlalu, tapi aku masih tak bisa melupakannya. Hari dimana aku kehilangan separuh dari kehidupanku.
Aku memarkir sepeda motorku dan lekas berlari menuju kelasku yang berada di lantai 4. Tanpa sengaja aku menabrak seorang perempuan dan menjatuhkan semua berkas yang di bawanya. “maaf gue gak sengaja” kataku sambil memunguti map yang berserakan karna kejadian tadi. “Rere? Iya gak papa saya liat kamu buru-buru banget, telat lagi ya?” aku berhenti memunguti kertas dan map yang berserakan di lantai, aku mengenal suara ini, suara yang sangat aku benci. Mataku terpaku pada map berwarna hijau yang ku pegang, aku spontan membuang map yang kupegang setelah kubaca namanya dan kembali meneruskan langkahku tanpa perduli pada keadaan sekitarku yang menatapku heran. “Re! saya tau kalo saya salah, mau sampe kapan kamu musuhin saya? Maaf re, maaf, tapi kamu juga harus sadar bahwa bukan salah saya truk itu nabrak motor reno” aku menghentikan langkahku, berusaha tidak mendengar apapun yang dikatakan dosen di universitas tempatku menuntut ilmu ini. Aku sudah cukup membencinya bahkan sejak aku pertama kali mendengar namanya, dan aku makin membencinya karna dial ah yang merebut separuh hidupku. Bukan hanya merebut hati dan cinta Reno. Dia juga telah merenggut nyawa Reno. Aku berbalik menghampiri Bu Alicia, dosen fakultas teknik yang sangat di gemari mahasiswanya itu. “Terserah ya lo mau ngomong apa, gue gak bakal ketipu sama muka malaikat lo, gak usah sok baik sama gue, iblis!” aku kembali berbalik dan melangkah menuju kelasku yang berada di lantai 4. Aku masih ingat kejadian itu, bahkan aku belum lupa rasa sakitnya. Dan aku bersumpah tak akan pernah memaafkan Alicia kecuali Alicia mampu mengembalikan Reno disisiku.




28 Juni 2012

“Reno kemana sih? Sms gak di bales, telpon gak di angkat, bikin kesel aja” aku mengomel sambil terus melihat timeline twitter di layar blackberry ku, berusaha mencari sosok Reno disana. “udah sih Re, diliatin dosen tuh, mau ketemu Reno ya samperin aja ke kelasnya nanti abis kuliah” Nuri berkata sambil mencatat materi teori ekonomi makro untuk ujian bulan depan. “Reno kan libur Nur” kataku sambil mencorek-coret kertas binder ku, tak berminat mencatat meskipun itu adalah bahan ujian yang sangat berpengaruh untuk nilai akhirku. “IPK lo Cuma tiga koma satu loh, masih jauh dari syarat skripsi, udah semester 4 jangan mikirin cowok mulu” 


-bersambung-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar